Masukan kata kunci yang ingin Anda cari pada kotak diatas.

Tentang Kami
Disclaimer Hubungi Kami Info Iklan Karir Peraturan Media Siber Redaksi Tentang Otorider Privacy Policy
Hubungi Kami
Perkantoran Maisonete Mega Jalan Raya Joglo No. 41 Kebon Jeruk, Kembangan, Kota Jakarta Barat, Jakarta 11640
Email :
redaksi@otorider.com (Redaksi)
marketing@otorider.com (Marketing)
Member of :
Copyright © 2024. Otorider.com. All rights reserved.

Lima Keteledoran Pemotor yang Bisa Berakibat Fatal, Anda Termasuk?

Selasa, 7 Februari 2023
Benny Averdi

Mirisnya, hal tersebut dilakukan tanpa kesadaran dan dilakukan berulang kali.

Berkendara tentunya dilakukan tidak sendirian. Di jalan setiap pengendara akan saling berbagi jalan, baik searah maupun berlawanan arah di masing-masing jalurnya. Tetapi, ada beberapa keteledoran yang sering dilakukan oleh pemotor dan bisa berakibat fatal.

Hal tersebut diungkapkan oleh Catur Wibowo, Instruktur Defensive Driving/Riding di beberapa lembaga keselamatan berkendara. Ia menyatakan, sedikitnya ada lima keteledoran yang kerap dilakukan pemotor dan berpotensi bisa berakibat fatal.

   Baca Juga: VIDEO: Cara Koneksi Y-Connect dan Navigasi Yamaha XMAX Connected 2023

Sebagai syarat bermotor di jalan, lampu utama harus menyala. "Mata manusia akan tertarik pada objek yang terang. Diusahakan memeriksa lampu saat sebelum turun ke jalan," ujar Catur. Karena, jika tidak terlihat pengendara lain, terutama kendaraan besar, bisa berbahaya.

2. Masuk ke jalan utama tanpa waspada

"Sering dijumpai, saat berada di jalur utama (jalan raya) ada pemotor dari jalan yang lebih kecil masuk ke jalan raya tanpa menengok atau berhenti terlebih dulu," kata Catur.

Menurutnya, hal Itu sangat berbahaya, karena bisa menyebabkan tabrakan. Apalagi ketika kendaraan yang ada di jalur utama pastinya melaju lebih kencang. "Otomatis akan tertahan kendaraan yang lajunya lebih lambat, ketika baru masuk jalan utama," ungkapnya.

3. Berkendara terlalu berdekatan

Tak hanya saat berhenti menunggu traffic light, pemotor kerap bergerombol dengan jarak yang terlalu berdekatan ketika berjalan. "Hal tersebut berbahaya, karena dengan jarak terlalu dekat, reaksi manusia tak akan cukup cepat untuk kondisi darurat, semisal ketika ada yang melalukan pengereman mendadak," katanya.

Malah, tak jarang saat di tengah 'gerombolan' ada pemotor yang berbelok tiba-tiba. Ini pun bisa berakibat pengendara lain di belakangnya bertabrakan, baik saat pengereman mendadak maupun menabrak pengendara yang berbelok. "Dengan jarak yang cukup, lebih mudah untuk menghindar dan dapat melakukan manuver di area yang lebih luas," ungkap Catur.

   Baca Juga: Adu Spek Mesin Kawasaki New KLX150 dan Yamaha WR155R, Unggul Mana?

4. Kecepatan di atas rata-rata

Melaju kencang memang mengasyikkan, tetapi tentu harus memperhatikan kondisi jalan dan lingkungan sekitar. "Jangan seperti di sirkuit, begitu lampu hijau langsung berlomba-lomba jadi yang paling depan," kata Catur.

Ia mengatakan, secara psikologis jika pengendara sudah berada sejajar dengan pengendara lain, insting untuk menjadi unggul dibandingkan yang lain akan timbul. "Efeknya, kewaspadaan menurun, sehingga tidak dapat mengantisipasi kondisi yang kemungkinan terjadi," lanjutnya.

Catur mengungkapkan bukan tak mungkin saat di persimpangan jalan, ada pengendara dari arah lain yang menerobos lampu merah, entah disengaja atau tidak. "Jika langsung tancap gas, tentunya akibatnya sangat tidak diinginkan.

5. Melanggar marka jalan

Hal ini sering terjadi ketika di perjalanan antarkota. Saat turing, terutama ketika jalan menikung, marka jalan seolah 'tidak tampak' karena tidak diperhatikan oleh pengendara dengan laju motor yang kencang. Tentu saat menikung akan melebar dan seringkali membuatnya berada di jalur berlawanan arah.

"Sudah dapat dibayangkan, bukan? Kalau hal itu terjadi di tikungan yang cukup tajam dan ada kendaraan besar dari arah berlawanan," ujarnya. Usahakan tidak melaju terlalu kencang dan tetap berada di jalur yang semestinya serta tidak melanggar marka jalan.

Tag
Dapatkan update berita pilihan dan terbaru setiap hari dari otorider.com. Ikuti Channel kami pada tombol dibawah ini.

Trending

#1

Berkaca Dari Hokky, Ini Potensi Bahayanya Melebar di Tikungan

#2

PPN Naik Menjadi 12%, Bagaimana Dampaknya pada Motor Listrik?

#3

Berkendara Tanpa Helm di Jalan Protokol Jakarta, Apa Sanksi yang Bisa Dikenakan?

#4

Bahaya Mengendarai Sepeda Motor Tanpa Helm, Risiko Cedera Kepala yang Mengancam

#5

Jorge Martin Bisa Juarai MotoGP 2024 Besok Jika Hal Ini Terjadi

Terbaru

Berita | 9 jam yang lalu

Ini Daftar Motor Bekas yang Paling Diminati di Balai Lelang

JBA Indonesia salah satu balai lelang melampirkan data dimana jenis motor matik menjadi yang paling laris diminati oleh konsumen.

Berita | 10 jam yang lalu

Penjualan Lelang Motor Bekas di JBA Naik Hingga 24 Persen

Dengan pertumbuhan yang konsisten dan berbagai langkah inovatif, JBA Indonesia berhasil tingkatkan penjualan motor bekas.

Berita | 11 jam yang lalu

Tawarkan Ragam Keseruan, GJAW 2024 Siap Digelar Besok

Tahun ini, GAIKINDO menggandeng Mandiri Utama Finance (MUF) sebagai sponsor utama penyelenggaraan MUF GJAW 2024, dengan berfokus mendorong penjualan kendaraan di akhir tahun.

Berita | 15 jam yang lalu

QJ Motor Tunjuk Indonesia Jadi Basis Produksi di ASEAN

Pabrikan motor asal Cina, QJ Motor tampaknya tak ingin tanggung untuk masuk ke pasar Indonesia. Bahkan akan menjadi basis prodkus.

Motor Listrik | 19 jam yang lalu

Pengembangan Industri Baterai Lokal, Gandeng Institusi Akademik

Jika pengembangan ini berhasil, kendaraan listrik dengan baterai buatan dalam negeri diharapkan dapat menjadi solusi yang lebih ekonomis.

Beranda Trending Motor Listrik