Berkendara tentunya dilakukan tidak sendirian. Di jalan setiap pengendara akan saling berbagi jalan, baik searah maupun berlawanan arah di masing-masing jalurnya. Tetapi, ada beberapa keteledoran yang sering dilakukan oleh pemotor dan bisa berakibat fatal.
Hal tersebut diungkapkan oleh Catur Wibowo, Instruktur Defensive Driving/Riding di beberapa lembaga keselamatan berkendara. Ia menyatakan, sedikitnya ada lima keteledoran yang kerap dilakukan pemotor dan berpotensi bisa berakibat fatal.
Baca Juga: VIDEO: Cara Koneksi Y-Connect dan Navigasi Yamaha XMAX Connected 2023
Sebagai syarat bermotor di jalan, lampu utama harus menyala. "Mata manusia akan tertarik pada objek yang terang. Diusahakan memeriksa lampu saat sebelum turun ke jalan," ujar Catur. Karena, jika tidak terlihat pengendara lain, terutama kendaraan besar, bisa berbahaya.
2. Masuk ke jalan utama tanpa waspada
"Sering dijumpai, saat berada di jalur utama (jalan raya) ada pemotor dari jalan yang lebih kecil masuk ke jalan raya tanpa menengok atau berhenti terlebih dulu," kata Catur.
Menurutnya, hal Itu sangat berbahaya, karena bisa menyebabkan tabrakan. Apalagi ketika kendaraan yang ada di jalur utama pastinya melaju lebih kencang. "Otomatis akan tertahan kendaraan yang lajunya lebih lambat, ketika baru masuk jalan utama," ungkapnya.
3. Berkendara terlalu berdekatan
Tak hanya saat berhenti menunggu traffic light, pemotor kerap bergerombol dengan jarak yang terlalu berdekatan ketika berjalan. "Hal tersebut berbahaya, karena dengan jarak terlalu dekat, reaksi manusia tak akan cukup cepat untuk kondisi darurat, semisal ketika ada yang melalukan pengereman mendadak," katanya.
Malah, tak jarang saat di tengah 'gerombolan' ada pemotor yang berbelok tiba-tiba. Ini pun bisa berakibat pengendara lain di belakangnya bertabrakan, baik saat pengereman mendadak maupun menabrak pengendara yang berbelok. "Dengan jarak yang cukup, lebih mudah untuk menghindar dan dapat melakukan manuver di area yang lebih luas," ungkap Catur.
Baca Juga: Adu Spek Mesin Kawasaki New KLX150 dan Yamaha WR155R, Unggul Mana?
4. Kecepatan di atas rata-rata
Melaju kencang memang mengasyikkan, tetapi tentu harus memperhatikan kondisi jalan dan lingkungan sekitar. "Jangan seperti di sirkuit, begitu lampu hijau langsung berlomba-lomba jadi yang paling depan," kata Catur.
Ia mengatakan, secara psikologis jika pengendara sudah berada sejajar dengan pengendara lain, insting untuk menjadi unggul dibandingkan yang lain akan timbul. "Efeknya, kewaspadaan menurun, sehingga tidak dapat mengantisipasi kondisi yang kemungkinan terjadi," lanjutnya.
Catur mengungkapkan bukan tak mungkin saat di persimpangan jalan, ada pengendara dari arah lain yang menerobos lampu merah, entah disengaja atau tidak. "Jika langsung tancap gas, tentunya akibatnya sangat tidak diinginkan.
5. Melanggar marka jalan
Hal ini sering terjadi ketika di perjalanan antarkota. Saat turing, terutama ketika jalan menikung, marka jalan seolah 'tidak tampak' karena tidak diperhatikan oleh pengendara dengan laju motor yang kencang. Tentu saat menikung akan melebar dan seringkali membuatnya berada di jalur berlawanan arah.
"Sudah dapat dibayangkan, bukan? Kalau hal itu terjadi di tikungan yang cukup tajam dan ada kendaraan besar dari arah berlawanan," ujarnya. Usahakan tidak melaju terlalu kencang dan tetap berada di jalur yang semestinya serta tidak melanggar marka jalan.