Berkendara motor sambil membonceng anak sering dilakukan masyarakat Indonesia. Namun, pada saat melakukan kegitan tersebut tidak boleh lengah, harus ada yang disiasati agar tidak jadi sebuah petaka.
"Mengajak anak berkendara di sore hari atau pun pagi jadi pemandangan umum biasanya banyak dilakukan masyarakat di pemukiman. Sayangnya banyak keteledoran dilakukan," ujar Head of Safety Riding Promotion Main Dealer sepeda motor Honda Jakarta-Tangerang PT Wahana Makmur Sejati (WMS), Agus Sani.
Baca Juga: Adu Harga Honda PCX160 dan Yamaha NMax 155, Siapa Lebih Murah?
Lantas, keteledoran apa saja yang sering dilakukan para pengendara saat membonceng anak? Berikut Agus memaparkan lima di antaranya.
1. Mengabaikan penggunaan alat keselamatan vital yaitu helm dengan alasan hanya berjalan jarak dekat.
2. Tidak memperhatikan saat membonceng anak seperti di depan tanpa perlindungan helm dan pakaian yang aman.
3. Mengabaikan kemampuan anak beradaptasi saat dibonceng karena masih terlalu kecil atau mengantuk.
4. Selain berjalan dekat, sering juga ditemui pengendara yang membawa anak dengan rute perjalanan jauh seperti musim mudik Lebaran.
5. Membonceng lebih dari satu anak.
Agus menjelaskan, jika mengabaikan beberapa kondisi tersebut, sangat rentan menjadi petaka bagi anak. "Harus bijaksana dan selalu cari aman ketika memutuskan mengajak anak dengan motor," ucap Agus.
Agus mengatakan memahami kemampuan anak untuk siap dibonceng adalah syarat utama sebelum memutuskan berkendara bersama anak. Tidak peduli seberapa dekat, kondisi pemicu celaka wajib diantisipasi dengan perlengkapan aman berkendara.
Baca Juga: Harga Supermoto Kawasaki D-Tracker, KLX230SM, dan KLX150SM (Juli 2023)
Pastikan anak tidak mengantuk saat di jalan dan usahakan telah mampu duduk di belakang pengendara dengan baik.
"Dua hal, selain jaga keselamatan diri anak, sikap peduli pengendara nantinya akan menjadi satu pelajaran dan pengalaman bagi anak kelak saat menjadi pengendara terkait standar berkendara aman. Tetap cari aman di jalanan," jelasnya.