Masukan kata kunci yang ingin Anda cari pada kotak diatas.

Tentang Kami
Disclaimer Hubungi Kami Info Iklan Karir Peraturan Media Siber Redaksi Tentang Otorider Privacy Policy
Telah hadir! Yuk download aplikasi Otorider sekarang juga!
Google Play
Hubungi Kami
Perkantoran Maisonete Mega Jalan Raya Joglo No. 41 Kebon Jeruk, Kembangan, Kota Jakarta Barat, Jakarta 11640
Email :
redaksi@otorider.com (Redaksi)
marketing@otorider.com (Marketing)
Member of :
Copyright © 2025. Otorider.com. All rights reserved.

Jangan Asal Murah, Ini Bahayanya Penggunaan Ban Daur Ulang

Dipublikasikan : Jumat, 15 November 2024 13:02
Penulis : Ilham Pratama

Jika Anda membuka situs jual beli online, atau tengah melintas di jalanan mungkin kerap terlihat penjual yang menawarkan ban dengan banderol miring.

Ilustrasi ban daur ulang/Foto: Ilham
Ilustrasi ban daur ulang/Foto: Ilham

OTORIDER - Jika Anda membuka situs jual beli online, atau tengah melintas di jalanan mungkin kerap terlihat penjual yang menawarkan ban dengan banderol miring.

Harganya di rentang Rp 30-50 ribuan saja untuk jenis matik. Kembangan ban pun terlihat masih tebal dan kerap terbungkus plastik layaknya ban baru. Pedagang di pinggir jalan biasanya membawa embel-embel diskon pabrik dalam menjajakannya.

Namun jangan salah, ban tersebut merupakan hasil daur ulang berjenis fullpress atau vulkanisir. Caranya dengan melapis ulang bagian tapak hingga ke sisi ban agar kompon terlihat masih tebal. Lalu apakah ini aman digunakan?

"Ban vulkanisir sebetulnya aman-aman saja, tetapi perlu dipahami ini berlaku untuk kendaraan jenis truk dan pesawat. Di mana produsen ban pun memang merancang ban tersebut untuk dapat divulkanisir agar mampu mereduksi biaya. Tapi untuk sepeda motor, justru tidak direkomendasikan," ucapnya saat Otorider hubungi, Kamis (14/11).

Hal ini terkait dengan standarisasi dan kualitas ban motor vulkanisir yang tidak memenuhi persyaratannya. Sebab bisa saja prosesnya masih manual, tanpa adanya pengawasan baik dari segi bahan pelapis hingga kualitasnya tidak sesuai standar.

"Jika produknya masih home made, maka tidak bisa memenuhi standar kualitas (ban baru) dan aspek safety ini yang berbahaya," tambah Jusri.

Beberapa potensi bahaya pun bisa terjadi jika menggunakan ban jenis vulkanisir ini. Terutama dari segi traksi yang berpotensi membuat motor tergelincir saat dipakai. 

"Ban yang sumbernya bekas, karet-karetnya sudah mati atau kadaluarsa. Karet-karet itu tidak memenuhi kualitas standar ban, karena tidak memberi traksi yang baik," wanti pria ramah ini.

Selain traksi, ban juga harus dapat menghasilkan ketahan panas antara komponen itu sendiri dan permukaan jalan. Jika tidak, ban berpotensi pecah saat melintas di aspal panas.

Selain itu, proses vulkanisir juga membutuhkan jenis lem khusus yang merekatkan bagian ban bekas dan lapisan barunya. Saat pengelemannya tidak sesuai standar, maka lapisan luar ban bisa mudah mengelupas dan membahayakan baik pengendara dan pengguna jalan lain saat berkendara.

Ban Batik Ulang

Selain vulkanisir, daur ulang ban juga biasanya dilakukan dengan 'dibatik' atau dengan mengukir lagi alur ban yang seharusnya sudah habis menjadi tebal kembali. Ini pun disebut oleh Jusri sebagai langkah yang berbahaya.

"Ban dibatik itu tidak aman. Karena sebenarnya sudah tipis permukaannya dibatik lagi agar tebal. Lagi-lagi ini berkaitan dengan traksi. Jika digunakan, nantinya jarak pengereman jauh. Dari segi kualitas dan ketahanan rendah. Sehinga ujung-ujungnya pengguna kendaraan terancam keselamatannya. Jadi jangan hanya bagus covernya saja," urai Jusri. (*)

Tag
Dapatkan update berita pilihan dan terbaru setiap hari dari otorider.com. Ikuti Channel kami pada tombol dibawah ini.
Telah hadir! Yuk download aplikasi Otorider sekarang juga!
Google Play

Trending

#1

Rupiah Tembus Rp17.000 per Dolar AS, Harga Motor Terancam Naik?

#2

Update Harga Yamaha Fazzio Hybrid-Connected per April 2025

#3

Saat Ini AHM Tak Lagi Jual Motor Berlivery Repsol Honda

#4

Tujuh Fitur Yamaha NMax Turbo Ini Cocok Buat Perjalanan Jauh

#5

Ini Fakta Honda New CBR150R MotoGP Edition, Pengguna Livery Repsol Terakhir di Indonesia

Terbaru

Berita | 5 jam yang lalu

Yamaha Gear Ultima 125 Hybrid vs Yamaha Gear 125: Ini Bedanya!

Kedua motor ini punya karakter dan keunggulan masing-masing. Tinggal sesuaikan saja dengan kebutuhan dan gaya hidup

Sport | 6 jam yang lalu

Aprilia Resmi Konfitmasi Jorge Martin Turun di Qatar

Absen sejak Tes Resmi Malaysia karena kecelakaan, kemudian kecelakaan lagi di Thailand membuat Martin beristirahat, namun akan kembali berlaga untuk GP Qatar.

Berita | 7 jam yang lalu

Yamaha Resmikan Flagship Shop Semarang dan Perkenalkan Gear Ultima

Semarang menjadi kota ketiga yang dipilih Yamaha untuk menghadirkan konsep Premium Shop.

Sport | 7 jam yang lalu

Mulai Melawan, Tetapi Motor Mir Perlu Lebih Kencang Lagi

Kualifikasi yang dilakukan oleh Joan Mir dari 2023, hancur di COTA, karena dua kecelakaan dan kecepatan tertinggi Honda yang dirasa masih kurang

Tips & Modifikasi | 12 jam yang lalu

Asal Ganti Cakram dan Kaliper Ternyata Bikin Spidometer Maxi Yamaha Error, Kok Bisa?

Motor-motor Maxi Yamaha sekelas NMax, Aerox dan Lexi sudah dibekali dengan spidometer full digital. Dalam cara kerjanya, spidometer digital tersebut dibekali dengan sensor kecepatan.

Beranda Trending Motor Listrik