Tak terasa, kenyamanan menonton MotoGP dari layar kaca ternyata cukup berliku. Pernahkah Anda bayangkan, seberapa besar kamera yang menempel di motor Rossi, Marquez atau Lorenzo? Kecil banget! Namun evolusinya cukup panjang. Kamera onboard ini telah melalui perjalanan panjang selama 30 tahun.
Yap, pertama dipakai juga pada GP Assen pada 1985 pada Rothmans Honda NS500 besutan Randy Mamola. Pada saat itu, sistemnya masih dalam tahap ujicoba. Kamera lensa lebar Fujifilm seberat 715 gram dipasang di balik windshield dan control unit seberat 610 gram di atas tangki, totalnya 1.325 gram. Itu belum termasuk microwave transmitter 2,4 GHz seberat 630 gram dan RF Antenna 365 gram di buntut motor.
Kamera onboard makin kecil karena Dorna akhirnya melakukan riset khusus pada 2002. Hal ini mengakomodir bentuk dan dimensi motor GP yang juga lebih kecil dan ringan. Selanjutnya, antara 2002-2006, berat dan dimensi kamera semakin kecil, sehingga memungkinkan pemasangan lebih dari satu kamera onboard pada sebuah motor. Kerjasama dengan Vislink/Gigawave pada 2003 memungkinkan penggunaan sampai empat kamera.
Berbagai teknik pun dikembangkan. Seperti beralih dari transmisi analog ke digital, keterbatasan jarak diantisipasi dengan relay sinyal pakai helikopter. Pada 2008, ada data module yang mengirimkan data telemetri motor dan bisa digunakan untuk menggerakkan servo, kamera bisa menoleh. Sedangkan pada 2010, diperkenalkan sistem Gyroscopic dan memungkinkan untuk melihat lean angle luarbiasa rebah yang dilakukan oleh para rider MotoGP.
Perubahan cukup drastis adalah peralihan dari SD (Standard Definition) ke HD (High Definition) sehingga tayangan live 1080i bisa disaksikan langsung pada televisi. Lensa HD On Board Fujifilm dipakai mulai 2011. Terakhir, kini kamera bisa berputar 306 derajat dan beratnya hanya 78 gram. Artinya 17 kali lebih ringan dari kamera pertama yang dipakai Randy Mamola. Luar biasa! (otorider.com)