Honda Racing Championship alias One Make Race (OMR) Honda tahun 2015 melombakan kelas Honda CBR 150 cc khusus untuk Pemula. Para pesertanya pun para pembalap yang masih belia, karena kelas ini katanya disebut sebagai pembibitan ke arah motorsport. Tapi usai penyenggaraan OMR Honda 2015 yang baru digelar hari Minggu kemarin, ada beberapa suara pesimis terhadap kelas yang pakai motor dengan spek sama rata itu bisa benar-benar mengarahkan pesertanya untuk naik kelas ke level yang ditargetkan.
"Percuma balapan pakai Honda CBR kalau mainnya masih di sirkuit dadakan," tukas Benny Djati Utomo. Manajer Teknik Astra Motor Racing Team (ART) itu agak menyesalkan kelas Honda CBR 150 Pemula harus dilombakan di trek non permanen seperti Kemayoran, Jakarta. "Motornya udah bener, punya basis ke arah MotoGP. Tapi kalo main di trek dadakan ya pembalap cuma sedikit dapet ilmunya. Jadi harusnya kelas CBR 150 itu mainnya minimal di Sentul."
Melihat spesifikasi CBR 150 yang punya bodi agak gambot dan sumbu roda lebih panjang dari dari motor bebek tentu jadi tantangan tersediri bagi pembalapnya untuk menekuk setang di trek pasar senggol. Beda jika balapnya di sirkuit permanen seperti Sentul, para riders belia ini minimal bisa belajar menikung dengan kecepatan tinggi.
Pendapat berbeda dilontarkan oleh salah satu mantan pembalap senior Tanah Air, Ahmad Jayadi menyebut trek pasar senggol bukanlah halangan untuk naik ke jenjang yang lebih tinggi. "Berbahagialah anak-anak jaman sekarang bisa ikut kelas CBR 150 Pemula. Kalo saya bisa memundurkan waktu, saya lebih baik jadi remaja jaman sekarang aja biar bisa ikut kelas ini," papar Jayadi yang kini mengelola tim balap Daya Honda Jayadi KYT. "Nggak masalah mau di trek permanen atau trek dadakan, yang penting itu jiwa bertarung dan mental si pembalapnya harus tumbuh dulu. Saya rasa udah bagus kok kelas CBR Pemula di OMR Honda ini," tukas Jayadi yang mantan pembalap Supersport Asia. (otorider.com)