Ban Bocor Halus Dibiarkan, Bisa Jadi Masalah, Kah?
Tak sedikit pengguna ban tubeless, tak langsung menambal ban saat bocor, karena tidak terlihat pakunya dan tidak langsung kempis. Apa boleh seperti itu?
OTORIDER - Bunya kendaraan yang bannya kurang angin, tentu tidak enak saat digunakan, tetapi kalau berlangsung terus-merus, akan menjadi 'kegiatan rutin' menambah angin ban setiap hari.
Seringkali karena masih bisa digunakan, menjadi tidak terburu-buru ditambal. "Saya juga pribadi kadang dapet masalah ini, rada-rada males dan tidak terlalu ekstrem turunnya tekanan angin," kata Zulpata Zainal, pengamat otomotif yang sempat bekerja di pabrikan ban.
Menurutnya, ia pun kerap hanya mengisi ulang tekanan angin ban kendaraannya saja. Secara prinsip tidak masalah melakukan hal tersebut. Hanya saja menjadi repot kalau menambah tekanan angin ban setiap baru berangkat beraktivitas.
Ia mengatakan, untuk disimpan sebagai cadangan ketika darurat, ada baiknya penambal ban botolan itu disediakan di kendaraan kita. Bentuknya tak terlalu besar, seperti kaleng semprot nyamuk saja.
Dengan begitu, setelah paku yang menancap di ban terlepas, bisa masukkan cairan tersebut melalui pentil dan otomatis akan mengisi lubang yang bocor di ban, karena ikut terbawa angin yang keluar melalui lubang yang bocor dan lama-kelamaan akan menutupi lubang.
"Saya biasa pakai cairan penambal ban, termasuk untuk tambah angin juga, seperti aerosol, banyak dijual di pasaran, saya juga simpan di kendaraan, untuk darurat, namanya macam-macam, (semisal) Tire sealant, Tyre inflator dan sebagainya," kata lelaki yang disapa Zul itu.
Jadi, meski diisi terus tekanan angin ban kendaraan kita tak masalah, sebaiknya segera ditambal. (*)