Microsleep, Bahaya Senyap di Balik Rasa Kantuk Pengendara
Jangan pernah remehkan kantuk. Microsleep datang diam-diam, dan bisa mengambil kendali kendaraan dari tangan Anda dalam hitungan detik.

OTORIDER - Mengendarai sepeda motor memerlukan konsentrasi dan kewaspadaan penuh. Namun, banyak pengendara masih mengabaikan salah satu bahaya tersembunyi yang bisa mengancam keselamatan: microsleep. Fenomena ini dapat terjadi hanya dalam hitungan detik, tapi risikonya bisa fatal.
Apa Itu Microsleep?
Microsleep adalah kondisi saat seseorang tertidur secara tiba-tiba selama beberapa detik tanpa disadari. Biasanya terjadi saat otak sangat lelah, meski mata terbuka dan tubuh masih dalam posisi aktif. Pengendara motor yang mengalami microsleep bisa tiba-tiba kehilangan kesadaran penuh, menyebabkan kehilangan kendali atas kendaraan.
Menurut dr. Paulina Thiomas Ulita, Sp.N, Dokter Spesialis Neurologi dari Mayapada Hospital Tangerang, microsleep adalah gangguan serius yang perlu diwaspadai.“Microsleep adalah kondisi hilangnya kesadaran atau konsentrasi seseorang karena rasa lelah dan mengantuk,” jelas dr. Paulina, dikutip dari laman Mayapadahospital.com. “Microsleep biasanya ditandai dengan mata yang sudah berkedip-kedip, sering menguap, kemudian tubuh terasa rileks. Kadang juga sudah menunjukkan tanda nodding (kepala sudah terkantuk-kantuk).” tambah Paulina.
Lebih Berbahaya untuk Pengendara Motor
Microsleep jauh lebih berisiko bagi pengendara motor dibandingkan pengguna mobil. Tanpa perlindungan tambahan seperti sabuk pengaman, airbag, atau bodi kendaraan yang menahan benturan, kehilangan kontrol walau hanya sesaat bisa membuat pengendara terjatuh, menabrak kendaraan lain, masuk ke jalur berlawanan, hingga menghantam benda keras seperti trotoar atau tiang jalan.
"Pengendara sepeda motor sering berpikir saat rasa kantuk melanda, bisa dilawan dengan meminum kopi atau yang mengandung kafein saja. Padahal microsleep datang tanpa bisa ditahan ketika tubuh sudah terlalu lelah. Ini bukan soal malas atau tidak fokus, tapi respons biologis yang otomatis,” ujar Head of Safety Riding PT Wahana Makmur Sejati, Agus Sani.
Empat Langkah Hindari Bahaya Microsleep
Agar pengendara tetap aman dan bisa #Cari_aman di jalan, berikut beberapa langkah konkret yang direkomendasikan:
1. Pastikan Tidur Cukup
Sebelum berkendara, usahakan tidur selama 7–9 jam. Ini adalah cara paling efektif mencegah tubuh jatuh ke kondisi microsleep. Jangan memaksakan diri berkendara jika kondisi fisik belum fit, apalagi untuk perjalanan jauh.
2. Istirahat Setiap 2 Jam
Luangkan waktu untuk berhenti dan istirahat setiap dua jam. Gunakan momen ini untuk meregangkan otot, minum air putih, atau sekadar menyegarkan pikiran agar fokus tetap terjaga.
3. Kenali Tanda Awal Microsleep
Waspadai sinyal tubuh seperti mata sering berkedip, kepala terasa berat, menguap berulang kali, atau lupa beberapa detik terakhir di perjalanan. Jika ini terjadi, sebaiknya segera menepi.
4. Hindari Rute Monoton dan Durasi Berkendara Terlalu Lama
Perjalanan dengan jalur lurus tanpa banyak variasi bisa membuat otak mudah jenuh. Ubah posisi duduk sesekali atau ajak bicara pembonceng untuk menjaga suasana tetap waspada—tentu tetap prioritaskan keselamatan.
"Sudah saatnya kita semua, baik pengendara sepeda motor maupun sesama pengguna jalan raya, menjadikan keselamatan sebagai prioritas. Jangan pernah berkendara saat lelah, jangan remehkan rasa kantuk. Ingat, jalan bukan tempat uji nyali, dan motor bukan alat untuk adu ketahanan tubuh,” tegas Agus Sani.
Microsleep bisa menyerang siapa saja, tanpa peringatan. Oleh karena itu, mengenali kondisi tubuh dan tidak memaksakan berkendara saat lelah adalah bentuk tanggung jawab terhadap diri sendiri dan pengguna jalan lain. (*)