Waktu Pengisian Baterai Jadi Kendala Motor Listrik Saat Ini?
Salah satu penyebab rendahnya serapan program bantuan motor listrik diyakni adalah kemampuan baterai kendaraan dalam waktu pengisian.
OTORIDER - Program subsidi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) terus dilanjutkan meski sepi peminat. Program pemberian insentif kendaran listrik ini berlanjut pada 2024.
Salah satu penyebab rendahnya serapan program bantuan motor listrik diyakini karena komponen baterai.
"Bagi konsumen mobil dan motor listrik, salah satu yang penting kan baterai. Baterainya harus bisa memiliki durasi yang lama, yang panjang, baterainya harus bisa mudah di-charge. Charge-nya juga kalau untuk mobil harus cepat, kalau charge 3-4 jam itu dianggap lama," ujar Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Rabu (3/1).
Sebagai contoh, untuk mengisi daya baterai motor listrik Alva One dari kondisi kosong hingga penuh memerlukan waktu sekitar 4 jam. Proses pengisian ini dilakukan menggunakan charger 10 Ampere (A) dengan minimum daya listrik rumah sekitar 1.300 kWh. Sedangkan merek lainya yaitu Viar Q1, dikutip dari laman Viar Motor Indonesia, pengisian daya saat habis hingga full bisa memakan waktu sekitar 5 sampai 7 jam.
Menperin sendiri telah melakukan komunikasi dengan produsen motor listrik guna mendorong adanya standarisasi baterai. Hal itu diperlukan untuk menciptakan level persaingan yang adil di industri tersebut.
"Saya melihat bahwa produsen motor listrik dan produsen baterai itu sekarang pada level playing field yang sama, level berpikirnya yang sama sehingga standarisasi daya baterai itu menjadi sangat penting," ujar Agus.
Dalam menentukan kebijakan standarisasi baterai untuk motor listrik harus dilihat berdasarkan apa yang menjadi kebutuhan para pengguna, bukan dari hasil keputusan sebuah organisasi di tingkat atas.
"(Ditjen) ILMATE terus-menerus melakukan pembicaraan, diskusi, dialog dengan berbagai pihak, khususnya di sini adalah dengan industri penghasil motor listrik itu sendiri, dan industri penghasil baterai itu sendiri, dan juga kita bicara dengan PLN," ucap Agus. (*)