Harley-Davidson tengah dihembuskan isu penjualan yang semakin menurun setiap tahunnya. Bahkan penurunan penjualan itu berdampak pada hengkangnya sang CEO yaitu Matt Levatich. Dirinya mengundurkan diri setelah gagal mencatatkan pertumbuhan penjualan selama lima tahun terakhir.
Harley-Davidson sebelumnya memiliki pasar yang kuat di Amerika Serikat. Tetapi pabrikan motor cruiser ini kini malah kesulitan di negaranya sendiri. Dilansir dari Bloomberg, penggemar motor besar ini sudah memasuki usia tua dan tidak berhasil memikat pasar milenial.
Baca Juga: Harga Ninja ZX-25R Diduga Terdaftar di Website NJKB DKI Jakarta
Tetapi di sisi lain, penggemar Harley-Davidson saat ini sudah bertambah tua. Mereka tidak lagi membeli produk-produk motor besar itu karena tidak lagi membutuhkan. Di sisi lain, pabrikan telah gagal mendapatkan konsumen baru dari generasi muda.
Memang motor Harley-Davidson terkenal besar, berat, mahal, dan lebih cocok dipakai turing. Kesan-kesan tersebut disebutkan tidak cocok dengan generasi milenial dan generasi Z.
Baca Juga: Yamaha XSR 155 Bisa Dimiliki Dengan DP RP 3 Jutaan
"Harley tak punya daya saing dalam persasingan dengan motor yang lebih bisa dijangkau dan lebih ringan. Sementara motor-motor berat seperti yang dipakai Marlo Brando dalam film The Wild One sudah tidak tren lagi," ujar David MacGregor selaku analis dari LongBow Research.
Pabrikan dari tahun 1903 itu pun tidak berhenti untuk berinovasi. Bahkan Harley-Davidson telah beradaptasi dengan merilis motor yang lebih kompak dan dapat digunakan dalam berbagai kegiatan. Namun usaha tersebut tidak menarik pembeli baru, bahkan tidak terdapat efek yang signifikan terhadap penjualan.