Indonesia mulai menerapkan penggolongan SIM C yang ditentukan berdasarkan kapasitas mesin. Setidaknya terdapat tiga golongan, yakni C untuk motor hingga 250 cc, CI untuk motor 250-500 cc, dan CII untuk motor 500 cc ke atas. Kira-kira seberapa pentingnya penggolongan SIM C di Indonesia?
Jusri Pulubuhu selaku Founder & Lead Instructor Jakarta Defensive Driving Consultant menyambut baik kabar tersebut. Menurutnya, banyaknya ragam motor yang ada di Indonesia membuat penggolongan SIM ini menjadi penting. Bahkan Jusri menyarankan SIM khusus untuk moge dan aturan mendapatkan SIM diperketat.
"Langkah bagus, karena sebenarnya ini kan sudah dibicarakan sejak 5 tahun lalu. Harus kita sadari memang penggolongan ini diperlukan, artinya ada jenjang yang dibuat tak sekadar semua bisa bawa atau mengendarai motor saja," ujar Jusri kepada OtoRider, Kamis (3/6).
"Untuk mendapatkan SIM CI dan CII saya rasa selain ujian praktik sesuai spesifikasi kendaraan, dibutuhkan juga soft skill dari pengendara yang lebih menekankan masalah psikologis. Materi itu harus lebih dibesarkan, jadi saat ujian tak perlu lagi mengulang seperti membuat SIM C biasa," pungkasnya.
Baca Juga: Cari Ban Motor? Ini Salah Satu Rekomendasinya, Ree Ban Motor Supplies
Menurut Jusri untuk mendapatkan SIM CI dan CII bukan lagi soal jam terbang dalam mengendalikan motor. Dengan demikian, diharapkan bisa mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas. Mengingat kontribusi kecelakaan lalu lintas terbesar saat ini adalah pengendara sepeda motor.
Oleh karenanya penggolongan SIM menjadi kebutuhan mendesak agar melahirkan pengendara yang kompeten. Sehingga tidak adalagi pengendara motor terutama moge yang sekadar mampu membeli dan mengendarainya saja. Tetapi dari sisi kompetensi soft skill-nya pun jauh dari rata-rata.
Baca Juga: Yamaha NMax 155 Punya Warna Baru, Pelek Dikelir Biru
"Semakin besar kapasitas motor, semakin besar sisi responsifnya. Kalau tidak diimbangi dengan kompetensi yang mumpuni, dampaknya bisa mengurangi populasi masyarakat Indonesia dengan efektif. Karena itu memang perlu kompetensi yang khusus," tutupnya.