Dengan berjalannya transisi motor konvesional ke elektrifikasi ada sejumlah tantangan yang dihadapi. Salah satunya adalah komponen baterai yang mudah terbakar.
Ternyata, ada sejumlah faktor yang menyebabkan baterai mudah terbakar. Hal tersebut bisa dipengaruhi dari segi desain hingga tahap produksi yang tidak sempurna dan adanya modifikasi oleh pihak di luar dari jaringan resmi.
Baca Juga: Yamaha Sediakan Fasilitas Uji Coba Motor Listrik E01 untuk Warga Jakarta
"Dari temuan tim, awal mula terbakarnya unit berasal dari baterai dan dari hasil pengecekan, baterai tersebut telah dilakukan perbaikan atau modifikasi oleh pihak di luar dari jaringan resmi Viar Motor Indonesia," kata Frangky dalam keterangan tertulisnya, Selasa (22/11).
Jika kondisi baterai baik, maka kelangsungan fungsi dari sebuah motor listrik akan optimal. Namun, apa yang perlu diperhatikan agar kondisi baterai tetap baik? Glora Slucky selaku Chief Marketing Officer Davigo memberikan penjelasan. Ia menghimbau agar pemilik motor listrik tidak mengisi daya saat posisi kontak dalam keadaan menyala.
"Buat motor yang baterainya tidak bisa dilepas, jangan pernah mengisi baterai dengan kontak ON," ujar Glora kepada OtoRider.
Baca Juga: Alasan Motor Listrik China Akan Kalah dengan Pabrikan Jepang
Sementara itu, menurut Marketing Director PT International Chemical Industry (ABC Battery), Hermawan Wijaya untuk pengisian daya atau charging dari baterai motor listrik jangan sampai penuh 100 persen.
"Untuk metoda charge dengan 1C ke atas, tidak direkomendasikan di-charge sampai dengan 100%, cukup sampai 80%. Jika terus dilakukan, akan mempengaruhi (mengurangi) usia baterai," ujar Hermawan saat dihubungi OtoRider, Jumat (14/10).