Royal Enfield menjadi salah satu motor bergaya klasik yang cukup digemari di seluruh dunia. Royal Enfield pertama kali diproduksi pada 1901 dengan merilis motor yang bernama Bullet. Model Bullet ini diklaim menjadi desain motor dengan umur terpanjang dalam sejarah.
Untuk saat ini, Royal Enfield yang dipasarkan di Indonesia terdiri dari 5 model, yakni Classic 350, Meteor 350, Himalayan, Interceptor, dan Continental GT. Di Indonesia, Royal Enfield memang masih belum memiliki pesaing untuk pasar motor kelas menengah. Lantas, apa strategi yang akan dilakukan oleh Royal Enfield dalam menjaga eksistensinya di Indonesia ?
Lebih lanjut, Anuj mengatakan strategi untuk menjaga eksistensi di kelas menengah, khususnya Indonesia, caranya dengan tetap membuat produk yang simple dan mudah untuk dilakukan custom. “Strategi kami untuk mejaga eksistensi itu dengan cara membuat motor yang simple dan sangat mudah untuk dilakukan kustomisasi atau modif, dengan mudahnya di-custom, tentunya motor akan dibuat lagi sesuai dengan karakter pemilik masing-masing,” ujar Anuj.
Kemudian, keluhan dari para konsumen setia Royal Enfield juga menjadi acuan strategi apa yang akan dilakukan untuk menjaga eksistensi. “Soal keluhan atau permintaan dari para konsumen kami tampung dan wujudkan solusinya. Seperti keluhan soal getaran mesin yang cukup besar di model Classic sebelumnya, kini sudah kami perbaiki dengan mesin terbaru saat ini,” jelasnya.
Selain itu, Anuj juga mengapresiasi atas kesetiaan konsumen dan komunitas Royal Enfield yang ada di Indonesia. “Konsumen dan komunitas di Indonesia ini sangat baik dan kuat dalam menunjukkan kecintaan mereka terhadap brand Royal Enfield. Contohnya, meski sedang terjadi pandemi 2 tahun kemarin para pemilik Royal Enfield tetap giat melakukan acara riding bersama,” tuturnya.