OTORIDER - Komisaris sekaligus Bapak Suzuki Indonesia, Soebronto Laras telah berpulang kehadirat Tuhan Yang Maha Esa pada Rabu, 20 September 2023 di usia 79 tahun.
"Semoga kepergian beliau meninggalkan banyak cerita dan kesan yang baik bagi keluarga besar Suzuki serta rekan-rekan Media," ungkap Zulfikar Rafy Al Gani, Public Relation PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) melalui pesan elektronik saat dihubungi OtoRider.
Soebronto Laras lahir pada 5 Oktober 1943 di Jakarta. Sejak kecil, ia sudah menunjukkan ketertarikannya pada dunia otomotif. Selain mengisi waktu senggangnya menjadi pembalap motor pada masa remaja, beliau memulai keseriusannya terhadap dunia otomotif dengan melanjutkan studi rekayasa mesin di Paisley College for Technology, Inggris.
Masih ingatkah dengan Suzuki A100 tersebut? Motor itu masuk ke pasar Indonesia pada 1973. Ketika itu, A100 diproduksi Suzuki Motor Co. Ltd. di Hamamatsu, Jepang dan diimpor ke tanah air oleh PT Indohero Steel & Engineering Co.
Dapur pacu Suzuki A100 didukung mesin 2-Tak 98cc dengan daya puncak 9,3 dk pada 7.500 rpm. Kecepatan maksimum yang mampu ditempuh motor ini dikabarkan bisa mencapai 100 km per jam.
Satu lagi motor yang menjadi awal Suzuki Indonesia menancapkan kukunya di tanah air adalah FR70. Jika A100 merupakan 'motor laki', FR70 adalah motor 'bebek' pertama pabrikan berlambang S itu di Indonesia.
Suzuki FR70 pertama kali diperkenalkan pada 1973, bersamaan dengan A100. Namun, baru dipasarkan setahun berikutnya oleh PT Indohero Steel & Engineering Co hingga era 1980-an.
Mesin dari nenek moyang bebek Suzuki ini memiliki kapasitas 69cc. Meski kapasitasnya mirip, namun rival saat itu menggunakan mesin 4-Tak, yaitu Honda C70. Dengan transmisi semi-otomatik, Suzuki FR 70 dibekali girboks tiga percepatan.
Suzuki FR70 menggunakan mesin 2-Tak dengan katup rotari yang menghasilkan tenaga maksimum 6,8 dk pada 5.500 rpm serta torsi 8,04 Nm pada 4.500 rpm. (*)