Pelanggaran Lalu Lintas Meningkat Tajam, Ini Langkah Nyata yang Perlu Dilakukan

Dipublikasikan : Rabu, 16 April 2025 18:30

Budaya tertib bukan dibangun dengan rasa takut, tapi dengan kesadaran dan rasa tanggung jawab. Jadi, mari mulai dari diri sendiri.

Pelanggaran Lalu Lintas Meningkat Tajam, Ini Langkah Nyata yang Perlu Dilakukan
Lalu Lintas (Foto : Otorider)
Otorider hadir di WhatsApp Channel Follow

OTORIDER- Pelanggaran lalu lintas di berbagai kota besar Indonesia menunjukkan tren yang mengkhawatirkan, kecelakaan dari tahun ke tahun menunjukkan kenaikan 

Misalnya di tahun 2020 ada 101.496 kejadian, tahun 2021 ada 105.860 kejadian (naik 4,3 persen). Lalu tahun 2022 ada 139.422 kejadian (31,7 persen), tahun 2023 ada 150.491 kejadian (naik 7,9 persen) dan tahun 2024 ada 145.599 kejadian (turun 3,2 persen). 

Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran serius terhadap keselamatan pengendara, pejalan kaki, dan kelancaran arus transportasi secara umum.

"Perilaku pengemudi saat kecelakaan lalu lintas paling disebabkan gagal menjaga jarak (24,50 persen). Berikutnya ceroboh terhadap lalu lintas (20,76 persen), ceroboh saat belok (11,6 persen), ceroboh aturan lajur 98,53 persen), ceroboh saat menyalip (8,22 persen),melampaui batas kecepatan (7,62 persen), melakukan aktivitas lain (4,15 persen)," ujar Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno kepada Otorider.

Bisa dibilang, saat ini sendiri sorotan publik juga semakin tajam terhadap sistem penegakan hukum seperti Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE). Namun, di tengah kritik dan keluhan dari sebagian masyarakat, penting untuk dipahami: ETLE bukanlah masalah, melainkan bagian dari jawaban atas krisis kedisiplinan berlalu lintas yang kian parah.

Apa yang Perlu Dilakukan?

Untuk mengatasi krisis ini, diperlukan langkah-langkah komprehensif dan berkelanjutan yiatu revitalisasi pendidikan lalu lintas sejak dini. Pendidikan tertib berlalu lintas harus menjadi bagian dari kurikulum sekolah, mulai dari tingkat dasar hingga menengah. Program ini harus interaktif, berbasis praktik langsung, dan melibatkan instansi terkait seperti Polri dan Dinas Perhubungan.

"Pada tahun 1970an, Jepang pernah menjadi satu negara dengan angka kecelakaan cukup tinggi. Melalui pendidikan yang efektif, Jepang berhasil membangun budaya keselamatan berlalu lintas, sehingga angka kecelakaannya sangat rendah hingga sekarang," papar Djoko.

Indonesia sendiri tidak terlambat untuk memasukkan kurikulum Pendidikan Keselamatan Berlalu Lintas dalam kurikulum pendidikan. Adanya kurikulum pendidikan keselamatan berlalu lintas adalah untuk membangun kesadaran dan etika berlalu lintas sejak dini. Dengan demikian, diharapkan generasi muda dapat memahami dan menghargai pentingnya keselamatan di jalan.

" Indonesia sedang menghadapi tantangan besar dengan tingginya angka kecelakan lalu lintas. korban kecelakaan terbesar pada usia 15 – 19 tahun (24 persen) dan usia 20 – 24 tahun (20 persen)," ungkap Djoko.

Peningkatan pelanggaran lalu lintas tidak bisa dibiarkan. Pemerintah pusat, daerah, penegak hukum, dan masyarakat harus bersinergi menciptakan budaya berlalu lintas yang aman, tertib, dan beradab. Ini bukan hanya soal aturan, tapi juga soal nyawa. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan terbaru setiap hari dari otorider.com. Ikuti Channel kami pada tombol dibawah ini.
Telegram Channel
Google News
Telah hadir! Yuk download aplikasi Otorider sekarang juga!
Bagikan  

Video

Tetap Terhubung Bersama Kami
Telah hadir! Yuk download aplikasi Otorider sekarang juga!
Hubungi Kami
Perkantoran Maisonete Mega Jalan Raya Joglo No. 41 Kebon Jeruk, Kembangan, Kota Jakarta Barat, Jakarta 11640
Email :
[email protected] (Redaksi)
[email protected] (Marketing)
OTORIDER.com Member of : Logo Bintang Langit Multimedia
Copyright © 2025. Otorider.com. All rights reserved.