OTORIDER - Indonesia kabarnya akan menjadi negara produsen sel baterai kendaraan listrik pertama di Asia Tenggara. Hal itu diungkapkan oleh Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI.
Nantinya, produksi massal baterai kendaraan listrik akan bekerja sama dengan PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power yang berbasis di Karawang, Jawa Barat. Produksi masif tersebut menjadi sejarah baru dalam industri otomotif di tanah air, serta bukti nyata manfaat besar dari kebijakan hilirisasi.
"Hilirisasi adalah cara untuk menciptakan nilai tambah dari kekayaan alam yang melimpah di Indonesia, salah satunya adalah nikel. Indonesia sebagai negara produsen sel baterai mengukuhkan komitmen pemerintah untuk mendukung proyek pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik nasional," kata Staf Khusus Kementerian Investasi/BKPM, Tina Talisa di Jakarta dalam siaran pers, Rabu (12/3).
Presiden Direktur PT HLI Green Power, Hong Woo Pyoung menyatakan kesiapan HLI untuk melakukan produksi massal. "Kami telah menyiapkan segala sesuatu sejak September 2023 lalu. Kami siap untuk melakukan produksi secara massal di bulan April 2024 ini. Para engineer dari Indonesia pun telah kami latih selama setahun dan masih akan terus kami berikan pelatihan," papar Hong.
Baterai sendiri masih menjadi kendala bagi pemilik motor listrik. Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang berujar akan mengeluarkan aturan mengenai standardisasi baterai untuk motor listrik pada 2024.
"Akan ada sebuah terobosan besar mengenai standarisasi baterai untuk motor listrik, mudah-mudahan," ujar Agus dikutip dari Antara, Jumat (29/12).
Jika semua baterai sudah seragam, pengguna motor listrik akan mendapatkan kemudahan karena komponennya lebih mudah didapatkan di pasaran. Menurut Agus, bagi pengendara motor listrik dari Aceh, bisa dengan nyaman berkendara sampai ke Papua. "Karena dia yakin bahwa substation yang ada di dalam perjalanannya itu menyediakan standar yang sama, tidak hanya untuk satu merek tertentu," papar Agus. (*)