OTORIDER - Ragam pilihan merek serta model motor listrik mulai membanjiri pasar kendaraan roda dua Indonesia dalam beberapa waktu belakangan. Berbagai cara pun dilakukan pemerintah guna menarik minat konsumen untuk memiliki motor listrik, salah satunya dengan memberikan subsidi. Namun, minat masyarakat masih cukup rendah.
Kurangnya minat terhadap motor listrik ternyata juga terjadi di negara tetangga, yakni Thailand. Hal itu pun dijelaskan oleh Dr. Alaksh Phornprapha selaku Chairman, Thai Honda Co., Ltd saat ditemui OtoRider di sela-sela kegiatan The 2nd Asia-Oceania Honda Safety Instructor Competition 2024 di Bangkok, Thailand pada akhir pekan lalu. Lantas, bagaimana respons masyarakat Thailand soal motor listrik?
"Mereka membeli produk motor listrik China, dan kualitasnya sangat rendah. Beberapa di antaranya tidak bisa didaftarkan, tapi mereka tetap menggunakannya, 'saya tidak peduli, saya tetap memakainya'. Dalam satu tahun, mereka tak lagi menggunakannya. Karena tidak ada suku cadang, tidak ada bengkel untuk memperbaiki, tidak ada apa-apa, dan baterainya tidak bagus serta menjadi salah satu masalah besar bagi lingkungan," ujar Alaksh Phornprapha.
"Menurut opini saya, orang-orang, anak muda, membeli sebuah motor karena suara knalpotnya. Maksud saya, pada motor listrik Anda tidak bisa mengubah apapun. Tapi pada motor bensin, mereka bisa mengubah knalpot, memotong rantai, membuatnya menyenangkan," kata Alaksh Phornprapha. (*)