Masukan kata kunci yang ingin Anda cari pada kotak diatas.

Tentang Kami
Disclaimer Hubungi Kami Info Iklan Karir Peraturan Media Siber Redaksi Tentang Otorider Privacy Policy
Hubungi Kami
Perkantoran Maisonete Mega Jalan Raya Joglo No. 41 Kebon Jeruk, Kembangan, Kota Jakarta Barat, Jakarta 11640
Email :
redaksi@otorider.com (Redaksi)
marketing@otorider.com (Marketing)
Member of :
Copyright © 2024. Otorider.com. All rights reserved.

Ternyata Ini Alasan Pembalap MotoGP Punya Postur Tubuh Kecil

Rabu, 14 Juni 2023
Ruslan Abdul Gani

Tinggi badannya rata-rata 170-177 cm, cukup rendah bagi standar orang Eropa.

Penggemar MotoGP mungkin pernah memperhatikan postur para pembalap yang umumnya tidak terlalu tinggi dan juga besar. Tinggi badannya rata-rata 170-177 cm, cukup rendah bagi standar orang Eropa.

Melansir dari Flowracers, rata-rata tinggi badan pembalap MotoGP ialah 5′ 8 inci atau 172 cm dan berat 143 lbs atau sekitar 64,8 kg. Ternyata para pembalap berpostur tubuh tidak terlalu tinggi dan besar punya banyak keuntungan. 

   Baca Juga: Update Klasemen MotoGP 2023 Usai Seri Mugello, Italia

Salah satunya karena bisa lebih menghemat bahan bakar. Setiap motor MotoGP dialokasikan maksimal 22 liter untuk balapan. Pengendara yang berbobot lebih ringan pasti menggunakan lebih sedikit bahan bakar, berarti efisiensi bahan bakar lebih baik.

Pasalnya, jika konsumsi bahan bakar lebih boros, maka motor bisa kehabisan bensin sebelum balapan usai. Hal ini sempat terjadi beberapa kali, sehingga menghalangi kesempatan pembalap untuk naik podium.

Selain itu, pembalap yang lebih pendek dan kecil juga cenderung kurang lebar. Keuntungannya secara alami bisa mengurangi hambatan yang lebih rendah dan gesekan ban lebih sedikit.

   Baca Juga: Pembalap MotoGP Turunkan Kaki Sebelum Tikungan, Apa Fungsinya?

Baru-baru ini, ada seruan untuk mengubah aturan kelas mesin yang lebih besar, yakni meminta bobot minimum pengendara dan bobot motor digabung. Di Moto2 dan Moto3, aturan menetapkan berat minimum gabungan untuk motor dan pengendara masing-masing adalah 217 kg dan 152 kg.

Jika berat gabungan motor dan pengendara berada di bawah berat minimum yang diizinkan, maka pemberat bisa ditambahkan ke motor untuk mencapai minimum yang dipersyaratkan. Hal ini tentu menguntungkan, karena bisa mengoptimalkan pusat gravitasi di motor.

Tag
Dapatkan update berita pilihan dan terbaru setiap hari dari otorider.com. Ikuti Channel kami pada tombol dibawah ini.

Trending

#1

Berkaca Dari Hokky, Ini Potensi Bahayanya Melebar di Tikungan

#2

PPN Naik Menjadi 12%, Bagaimana Dampaknya pada Motor Listrik?

#3

Berkendara Tanpa Helm di Jalan Protokol Jakarta, Apa Sanksi yang Bisa Dikenakan?

#4

Bahaya Mengendarai Sepeda Motor Tanpa Helm, Risiko Cedera Kepala yang Mengancam

#5

Jorge Martin Bisa Juarai MotoGP 2024 Besok Jika Hal Ini Terjadi

Terbaru

Komunitas | 2 jam yang lalu

Komunitas Komentari New Honda Scoopy 2024, Apa Katanya?

Acara ini turut dihadiri oleh komunitas Scoopy Modification Style Bali. Lantas, bagaimana komentar komunitas terkait kehadiran New Honda Scoopy 2024?

Sport | 3 jam yang lalu

Uji Coba Positif di Catalunya, Yamaha Optimis Sambut MotoGP 2025

Monster Energy Yamaha menunjukkan tekad kuat untuk kembali bersaing di papan atas MotoGP 2025, dengan hasil positif pada uji coba pramusim.

Berita | 4 jam yang lalu

Berburu Matahari Terbenam, Honda Scoopy Touring Perdana Keliling Bali

Sebanyak 20 unit skutik bertampang modern klasik meramaikan gelaran tersebut. Lantas, bagaimana keseruan New Honda Scoopy 2024 keliling Bali?

Berita | 17 jam yang lalu

Ini Daftar Motor Bekas yang Paling Diminati di Balai Lelang

JBA Indonesia salah satu balai lelang melampirkan data dimana jenis motor matik menjadi yang paling laris diminati oleh konsumen.

Berita | 18 jam yang lalu

Penjualan Lelang Motor Bekas di JBA Naik Hingga 24 Persen

Dengan pertumbuhan yang konsisten dan berbagai langkah inovatif, JBA Indonesia berhasil tingkatkan penjualan motor bekas.

Beranda Trending Motor Listrik