Penggemar MotoGP mungkin pernah memperhatikan postur para pembalap yang umumnya tidak terlalu tinggi dan juga besar. Tinggi badannya rata-rata 170-177 cm, cukup rendah bagi standar orang Eropa.
Melansir dari Flowracers, rata-rata tinggi badan pembalap MotoGP ialah 5′ 8 inci atau 172 cm dan berat 143 lbs atau sekitar 64,8 kg. Ternyata para pembalap berpostur tubuh tidak terlalu tinggi dan besar punya banyak keuntungan.
Baca Juga: Update Klasemen MotoGP 2023 Usai Seri Mugello, Italia
Salah satunya karena bisa lebih menghemat bahan bakar. Setiap motor MotoGP dialokasikan maksimal 22 liter untuk balapan. Pengendara yang berbobot lebih ringan pasti menggunakan lebih sedikit bahan bakar, berarti efisiensi bahan bakar lebih baik.
Pasalnya, jika konsumsi bahan bakar lebih boros, maka motor bisa kehabisan bensin sebelum balapan usai. Hal ini sempat terjadi beberapa kali, sehingga menghalangi kesempatan pembalap untuk naik podium.
Selain itu, pembalap yang lebih pendek dan kecil juga cenderung kurang lebar. Keuntungannya secara alami bisa mengurangi hambatan yang lebih rendah dan gesekan ban lebih sedikit.
Baca Juga: Pembalap MotoGP Turunkan Kaki Sebelum Tikungan, Apa Fungsinya?
Baru-baru ini, ada seruan untuk mengubah aturan kelas mesin yang lebih besar, yakni meminta bobot minimum pengendara dan bobot motor digabung. Di Moto2 dan Moto3, aturan menetapkan berat minimum gabungan untuk motor dan pengendara masing-masing adalah 217 kg dan 152 kg.
Jika berat gabungan motor dan pengendara berada di bawah berat minimum yang diizinkan, maka pemberat bisa ditambahkan ke motor untuk mencapai minimum yang dipersyaratkan. Hal ini tentu menguntungkan, karena bisa mengoptimalkan pusat gravitasi di motor.