Pemakaian ban slick umum ditemui pada motor-motor yang digunakan di lintasan sirkuit ketika mengikuti sebuah ajang balap. Ban slick sendiri merupakan ban yang tidak memiliki ulir atau kembangan pada tapaknya alias botak.
Tak hanya digunakan untuk ajang balap, beberapa biker ada juga yang menggunakannya untuk berkendara harian. Nah, apa efeknya jika ban slick digunakan harian? Apakah lebih banyak keuntungannya atau justru melah merugi?
Baca Juga: Mengetahui Perbedaan Oli Mineral dan Sintetis
"Kami atau Planet Ban tidak menyarankan penggunaan ban slick itu untuk harian. Karena kondisi jalan dan aspal itu bermacam-macam. Di jalan pasti ada gravel, jalan jelek, jalan halus, hujan, pasir. Pastinya ban akan licin," kata Bagus pada OtoRider beberapa waktu lalu.
Saat kondisi jalan kering, ban slick memang memiliki daya cengkram yang cukup baik. Namun, karakternya akan berubah drastis ketika melewati jalan basah.
Baca Juga: GALERI: Penampakan Motor Balap yang Akan Hadir di MotoGP 2020
"Menggunakan ban slick untuk melakukan perjalanan harian sangat tidak direkomendasikan. Ketika ban slick melintasi trek basah atau tergenang air, ban akan licin karena tidak ada alur atau kembangan. Hal ini bisa membahayakan diri sendiri dan pengendara lainnya," tulis Maxxis, salah satu merek ban di Indonesia dalam akun Instagram resminya, @maxxis.id.
Bagus mengungkapkan, alur atau kembangan ban memiliki peran cukup penting. "Alur ban itu sendiri fungsinya sebagai pemecah air, sehingga karet tetap bersentuhan dengan aspal dan juga agar tidak terjadi slip atau aquaplaning. Kalau ban itu botak, enggak bisa memecah air, ya selesai, pasti licin," jelasnya.