OTORIDER - Memasuki musim penghujan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pengguna motor. Selain kondisi motor yang harus fit, pengendaranya pun diupayakan dalam keadaan sehat.
Ada 'kebiasaan' atau salah kaprah yang sering terjadi pada pengendara. Terutama pada motor dengan fitur lampu hazard.
Sebaiknya, jika dalam keadaan hujan rintik maupun deras, lampu hazard tidak digunakan. Karena, lampu tersebut hanya dinyalakan ketika motor dalam keadaan berhenti di suatu tempat, sebagai penanda agar tampak oleh pengendara lain.
Begitu pun ketika berkendara di tengah derasnya hujan dan ada sebagian jalan yang tergenang. "Usahakan tidak terlalu ke pinggir, dikhawatirkan ada lubang yang tak nampak," kata Catur Wibowo, Pegiat Safety Riding yang juga Instruktur di beberapa lembaga safety riding.
Bila berhadapan dengan genangan, sebaiknya tidak langsung menerabas genangan tersebut, karena tidak diketahui ketinggian airnya. "Bisa berhenti sejenak dan memperhatikan mobil yang melewati genangan, dan lihat seberapa tinggi air yang dilalui. Jika diyakini genangannya aman untuk dilewati motor kita, baru kita lintasi," ungkap Catur.
Saat melintasi genangan, gunakan gigi rendah bagi motor bertransmisi manual dan jaga kecepatan agar tidak terlalu laju. Sementara pada motor matic, tetap pertahankan kecepatan tidak lebih dari 10 km/jam, tanpa memelintir tuas gas lebih besar.
Hal lain yang kerap dianggap sepele adalah penggunaan jas hujan. "Sebaiknya pilih yang two piece, ada jaket dan celana. Agar mudah bergerak dan tidak mengganggu pengendara lain," kata Catur.
Menurutnya, jas hujan ponco dapat mengganggu pengendara lain. Karena, ada bagian yang tidak terikat dan berkibar-kibar. Sehingga, bisa menghalangi pandangan atau bahkan 'menepuk' pengendara lain.
"Untuk motornya, harus dipastikan 'kepala busi' menutup busi dengan rapat, sehingga tak ada cipratan air mengenai busi. Usahakan tertutup rapat dan bebas air," ujarnya. (*)