Konsumen Sepeda Motor Lebih Banyak Kredit Daripada Mobil
Kredit merupakan salah satu cara pembiayaan yang diberikan oleh pihak bank atau jasa keuangan lain dalam membeli kendaraan. Dengan melakukan kredit, pembelian terasa lebih ringan.
Kredit merupakan salah satu cara pembiayaan yang diberikan oleh pihak bank atau jasa keuangan lain dalam membeli kendaraan. Dengan melakukan kredit, pembelian terasa lebih ringan karena tidak harus mengeluarkan uang besar untuk pembayaran secara tunai. Lantas kira-kira konsumen mana yang lebih banyak melakukan kredit, mobil atau motor?
Stanley Setia Atmadja selaku Direktur Utama Mandiri Utama Finance mengatakan, dari pihaknya kreditur lebih banyak datang dari konsumen motor. Hal ini didasari karena banyaknya pengguna kredit dari kalangan milenial. Sehingga belum membutuhkan mobil untuk transportasi sehari-harinya.
Baca Juga: Perluas Jaringan, Yamaha Mekar Motor Buka Dealer Baru di Cibinong
"Kalau dilihat daripada segmen, lebih banyak (kredit) di motor kali ya. Karena mereka kan masih kuliah, masih belum membutuhkan kendaraan keluarga. Kalaupun ada (kredit) roda empat paling di Ayla dan Agya, yang LCGC lah," pungkasnya.
Stanley mengatakan secara statistik konsumennya memang berada di rentang umur 25 sampai 45. Rentang umur tersebut berkontribusi terhadap pembiayaan Mandiri Utama Finance sebesar 60-70%. Namun Stanley menyebutkan secara harga lebih dominan mobil, tetapi secara unit motor lebih dominan.
Baca Juga: Mandiri Utama Finance Luncurkan Kredit Milenial dan Kampanye #JagaNama
"Kinerja tahun lalu kami mencapai kurang lebih Rp 8,1 triliun, itu pembiayaan. Kalau tanya unitnya mungkin kurang lebih 400.000 unit campur mobil dan motor. Mobil kalau presentasenya 60% karena harganya lebih mahal kan, 1 mobil saja bisa dapat 10 motor. Secara harga mobil lebih besar, tetapi secara unit lebih banyak motor," pungkas Stanley.
Saat ini Mandiri Utama Finance telah meluncurkan Kredit Milenial yang menyasar kaum anak muda. Selain produk baru yang ditawarkan, anak perusahaan Mandiri ini juga mengkampanyekan #JagaNama kepada calon konsumennya. Kampanye ini dilakukan agar para kreditur memiliki kredibilitas dan tidak terkena black list oleh PEFINDO dan SLIK.