Perlu Waktu Lama untuk Hadirkan Kendaraan Berbahan Bakar Hidrogen
Berdasarkan perhitungan PLN sendiri, bahan bakar hidrogen lebih irit biaya dibandingkan energi lainya.
OTORIDER - Energi listrik tengah digencarkan sebagai pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM) sebuah kendaraan. Namun, belakangan muncul sebuah pengembangan baru dengan energi hidrogen. Beberapa waktu lalu, Kawasaki melakukan pengembangan mesin hidrogen, salah satunya dengan meluncurkan prototipe Kawasaki Ninja H2 HySE.
Dikutip dari autoby, Sabtu (17/2), motor ini bakal menggunakan mesin DOHC, 998 cc, 4-silinder, 4-Tak, turbocharged. Bedanya, telah dilengkapi sistem injeksi khusus, yang dapat menyuntikkan bahan bakar hidrogen.
Produsen motor selanjutnya adalah Yamaha. Di Japan Mobility Show 2023, Yamaha menampilan skutik bertenaga hidrogen yang menggendong tangki seperti tabung gas elpiji di jok belakang. Berdasarkan penjelasan Yamaha, motor ini adalah kendaraan penelitian, bagian dari Hydrogen Small mobility & Engine technology (HySE). Yamaha mengungkapkan mesin SOHC 125 cc yang populer cocok menjadi objek penelitian hidrogen.
Di Indonesia, PT Pertamina (Persero) dan PLN juga kabarnya sedang membangun SPBU hidrogen atau yang punya nama resmi Hydrogen Refueling Station (HRS). "Transisi energi ini tidak hanya untuk mengurangi penggunaan energi beremisi tinggi di sektor transportasi, tetapi sekaligus beralih ke energi yang ramah lingkungan, bahkan nol emisi, dan tentu dengan harga yang jauh lebih murah," ujar Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (17/1).
Namun, tampaknya untuk menikmati kendaraan berbahan hidrogen di Indonesia, masih perlu menunggu waktu lama. Hal itu dikatakan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto saat pembukaan IIMS 2024.
"Hidrogen itu masih lama karena kita musti punya sumber energinya. Sumber energi harus hijau atau green," ujar Airlangga di Jakarta, Kamis (15/2).
Berdasarkan perhitungan PLN sendiri, bahan bakar hidrogen lebih irit biaya dibandingkan energi lainya. Perbandingannya, per 1 kilometer (km) BBM membutuhkan biaya Rp1.400 (tes dilakukan menggunakan mobil). Sedangkan, mobil listrik Rp370 per km dan mobil hidrogen hanya Rp350 per km. (*)