Bahlil Ingin Ada Etanol 10 Persen pada BBM, Aman untuk Kendaraan di Indonesia?

Dipublikasikan : Rabu, 8 Oktober 2025 13:35

Pemerintah berencana menerapkan mandatori E10 atau campuran etanol 10 persen pada BBM. Dengan kadar tersebut apa aman bagi kendaraan?

Bahlil Ingin Ada Etanol 10 Persen pada BBM, Aman untuk Kendaraan di Indonesia?
SPBU Pertamina (Foto : Otorider)
Otorider hadir di WhatsApp Channel Follow

OTORIDER - Pemerintah Indonesia tengah menyiapkan kebijakan mandatori E10, yakni penerapan bahan bakar minyak (BBM) dengan campuran etanol 10 persen. Langkah ini menjadi bagian dari upaya memperluas penggunaan energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.

Saat ini, implementasi bioetanol baru diterapkan pada Pertamax Green 95 dengan kadar etanol 5 persen (E5). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo menyetujui rencana peningkatan kadar etanol tersebut. “Ke depan, kita mendorong untuk ada E10. Kemarin juga kami rapat dengan Bapak Presiden, dan beliau sudah menyetujui untuk direncanakan mandatori 10 persen etanol,” ujar Bahlil Lahadalia di Jakarta, Selasa (7/10).

Perlu Waktu 2–3 Tahun untuk Persiapan

Meski demikian, Bahlil menegaskan bahwa penerapan mandatori E10 tidak bisa dilakukan secara instan. Pemerintah masih memerlukan waktu untuk memastikan kesiapan dari sisi teknis, infrastruktur, dan pasokan etanol dalam negeri. “E10 masih dalam pembahasan, kita menguji coba dulu. Sudah dinyatakan clear, bagus, baru kita jalankan. Butuh 2–3 tahun terhitung dari sekarang. Jadi kita harus hitung baik-baik dulu,” jelas Bahlil.

Aman untuk Kendaraan Modern

Meski wacana penerapan E10 menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengguna kendaraan bermotor, pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, menegaskan bahwa campuran etanol 10 persen tergolong aman untuk kendaraan modern.

“Kandungan ini masih tergolong rendah, setara E3,5, dan berada di bawah batas aman internasional seperti E10 yang digunakan secara luas di banyak negara,” jelas Yannes saat dihubungi Otorider.

Menurutnya, penggunaan etanol justru memiliki manfaat tambahan, seperti meningkatkan daya dan torsi mesin, sekaligus mengurangi emisi karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC), serta partikel berbahaya lainnya.

Sudah Diterapkan di Banyak Negara

Yannes juga menambahkan bahwa kebijakan mandatori pencampuran etanol bukanlah hal baru di dunia otomotif global. Negara-negara besar telah lebih dahulu menerapkannya sejak lama. “US EPA dan Renewable Fuel Standard sejak 2005 mewajibkan pencampuran biofuel E10 di Amerika Serikat. Uni Eropa melalui Renewable Energy Directive (RED II) juga sudah menjadikan E10 sebagai bahan bakar standar sejak 2009,” terangnya.

Selain itu, beberapa negara lain juga telah melangkah lebih jauh:

  • Australia menerapkan E10 di New South Wales dan Queensland sejak 2017
  • China memberlakukan E10 secara nasional sejak 2020
  • India menggunakan E5 sejak 2003
  • Kanada telah memakai E5 sejak 2010
  • Brasil bahkan sudah menerapkan E20 sejak 1993

Menuju Transisi Energi Bersih

Rencana penerapan BBM E10 dinilai sebagai langkah penting dalam mendukung transisi energi bersih dan pengurangan emisi karbon di Indonesia. Selain membantu menjaga lingkungan, penggunaan etanol yang berasal dari tebu atau singkong juga dapat mendorong sektor pertanian dan membuka peluang ekonomi baru di dalam negeri. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan terbaru setiap hari dari otorider.com. Ikuti Channel kami pada tombol dibawah ini.
Telegram Channel
Google News
Telah hadir! Yuk download aplikasi Otorider sekarang juga!
Bagikan  

Video

Tetap Terhubung Bersama Kami
Telah hadir! Yuk download aplikasi Otorider sekarang juga!
Hubungi Kami
Perkantoran Maisonete Mega Jalan Raya Joglo No. 41 Kebon Jeruk, Kembangan, Kota Jakarta Barat, Jakarta 11640
Email :
[email protected] (Redaksi)
[email protected] (Marketing)
OTORIDER.com Member of : Logo Bintang Langit Multimedia
Copyright © 2025. Otorider.com. All rights reserved.