GIIAS 2025 Jadi Momentum Pulihkan Otomotif Nasional
GIIAS 2025 sebagai pameran otomotif berperan penting dalam pemulihan industri otomotif dan pertumbuhan ekonomi nasional.

OTORIDER - Pemerintah menyambut dengan bangga dan penuh apresiasi atas terselenggaranya pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025. Ajang ini diyakini menjadi momentum penting untuk membangkitkan kembali minat belanja masyarakat Indonesia, khususnya dalam pembelian kendaraan bermotor.
"GIIAS 2025 merupakan pameran otomotif terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok. Ini menjadi kehormatan besar bagi pemerintah dan menjadi bukti bahwa Indonesia memiliki posisi penting di kancah industri otomotif global," ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat membuka GIIAS 2025 di ICE BSD, Tangerang, Kamis (24/7).
Ia menambahkan, keberhasilan GIIAS 2024 sebelumnya telah memberikan kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi nasional melalui industri otomotif.
"Capaian di 2024 bisa kita gunakan sebagai modal dan pondasi kuat bagi GIIAS tahun ini. GIIAS 2025 akan kembali menegaskan peran strategis Indonesia dalam peta industri otomotif global," tegas Agus.
Meski menghadapi tantangan, Agus tetap optimistis bahwa sektor otomotif nasional akan segera bangkit.
"Sekarang memang kita sedang mengalami kesulitan, tapi saya percaya tidak akan terlalu lama. Saya tidak bilang 'one day', tapi tidak akan terlalu lama," tambahnya.
Efek Multiplikatif Industri Otomotif terhadap Ekonomi
Agus juga memaparkan data bahwa backward linkage industri otomotif berada di angka 9,75, sementara forward linkage tercatat 0,835. Hal ini menunjukkan efek multiplikatif yang kuat dari sektor otomotif terhadap berbagai sektor lainnya dalam perekonomian nasional.
Namun, tantangan tetap ada. Agus mencatat bahwa terjadi penurunan 5,4 persen dalam kinerja industri otomotif, yang sebagian besar dipicu oleh perlambatan pasar otomotif di Indonesia dan Thailand.
"Indonesia mengalami penurunan rata-rata sebesar 12,8 persen, sementara Thailand lebih dalam lagi yakni 24,7 persen," ungkapnya.
Kendati demikian, GIIAS 2025 dinilai dapat menjadi pendorong pemulihan industri sekaligus menunjukkan daya tahan industri otomotif Tanah Air di tengah tekanan global. (*)










