Harga Motor Honda BeAt dan Genio Naik Januari 2025, Ini Rinciannya

Berita

Dipublikasikan : Rabu, 8 Januari 2025 08:02

Penulis : Gemilang Isromi Nuar

Kenaikan harga motor matic entry-level Honda, seperti Honda BeAT dan Honda Genio, per 7 Januari 2025, dipengaruhi oleh faktor penyesuaian pajak kendaraan.

Honda BeAT series 2024. (Foto : Otorider)

Otorider hadir di WhatsApp Channel Follow

OTORIDER - PT Astra Honda Motor (AHM) resmi mengumumkan kenaikan harga untuk jajaran motor matic entry-level mereka per 7 Januari 2025. Beberapa model andalan, seperti Honda BeAT dan Honda Genio, mengalami penyesuaian harga yang bervariasi, mulai dari Rp100 ribuan.

Daftar Harga Honda BeAT Terbaru

Honda BeAT, skutik populer dengan berbagai peningkatan desain, fitur, dan performa, tetap menjadi pilihan favorit masyarakat Indonesia. Berikut rincian harga Honda BeAT setelah mengalami kenaikan:

BeAT CBS: Rp18.530.000 (sebelumnya Rp18.430.000)
BeAT Deluxe: Rp19.400.000 (sebelumnya Rp19.300.000)
BeAT Deluxe Smart Key: Rp19.930.000 (sebelumnya Rp19.830.000)
BeAT Street: Rp19.400.000 (sebelumnya Rp19.300.000)

Skutik ini dibekali mesin 109,5 cc, 4-Tak, SOHC, eSP, PGM-FI, berpendingin udara, yang mampu menghasilkan tenaga 8,87 hp pada 7.500 rpm dan torsi puncak 9,2 Nm pada 6.000 rpm.

Harga Honda Genio Terbaru

Honda Genio juga mengalami kenaikan harga. Skutik berkapasitas mesin 110 cc ini dikenal dengan teknologi eSP dan desain stylish. Berikut perubahan harga Honda Genio:

Genio CBS: Rp19.675.000 (sebelumnya Rp19.575.000)
Genio CBS-ISS: Rp20.295.000 (sebelumnya Rp20.195.000)

Mesin Honda Genio memiliki karakter overstroke dengan ukuran diameter x langkah 47 mm x 63,1 mm. Tenaga maksimum yang dihasilkan adalah 8,85 hp pada 7.500 rpm, dengan torsi puncak mencapai 9,3 Nm pada 5.500 rpm.

Alasan Kenaikan Harga

Kenaikan ini sudah diberitahukan dahulu oleh Marketing Director PT AHM, Octavianus Dwi Putro. Adanya opsen pajak kendaraan dan penerapan PPN 12 persen bakal berpengaruh terhadap harga jual kendaraan dan akan ditanggung oleh konsumen.

"Kalau simulasi saya ya dengan angka normal nanti area per area bisa lain, kayaknya ada yang lebih tinggi ada yang lebih rendah," ujar Octa. (*)