Salah Pilih Bahan Bakar? Ini Dampak Penggunaan Oktan yang Tidak Sesuai
Menggunakan bahan bakar dengan RON yang tidak sesuai dalam jangka panjang bisa mengurangi efisiensi bahan bakar, menurunkan performa.

OTORIDER - Dalam dunia otomotif, pemilihan bahan bakar yang sesuai dengan rasio kompresi mesin sangat penting untuk menjaga performa dan keawetan mesin. Jika mesin tidak menggunakan RON (Research Octane Number) yang sesuai dalam jangka panjang, berbagai masalah.
"Penggunaan BBM harus disesuaikan dengan rasio kompresi mesin. Makin tinggi angka rasio kompresi, maka semakin tinggi pula nilai oktan yang dibutuhkan," kata Service Education PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Ferry Nurul Fajar saat dihubungi Otorider, Rabu (26/2).
Berikut Penjelasan BBM yang Sesuai:
Bahan Bakar Oktan Rendah (88-90)
Mesin Kompresi Rendah (7-10):
- Sesuai
- Bahan bakar dengan oktan rendah cocok untuk mesin dengan rasio kompresi rendah.
Mesin Kompresi Tinggi (10-12):
- Cepat Terbakar
- Bahan bakar dapat terbakar sebelum waktunya, menyebabkan detonasi, penurunan performa, panas tinggi, dan keausan part lebih cepat.

Bahan Bakar Oktan Tinggi (92-95)
Mesin Kompresi Rendah (7-10):
- Sulit Terbakar
- Bahan bakar sulit terbakar meski sudah masuk waktu pengapian, menyebabkan:
- Emisi HC tinggi (banyak bahan bakar mentah yang tidak terbakar sempurna).
- Fuel dilution (bahan bakar tercampur oli mesin).
Mesin Kompresi Tinggi (10-12):
- Sesuai
- Oktan tinggi cocok untuk mesin berkompresi tinggi karena pembakarannya stabil dan sesuai dengan waktu pengapian.
"Penggunaan BBM harus disesuaikan dengan rasio kompresi mesin. Makin tinggi angka rasio kompresi, maka semakin tinggi pula nilai oktan yang dibutuhkan," papar Ferry.
Oleh karena itu, pengguna kendaraan disarankan untuk selalu menggunakan bahan bakar yang direkomendasikan oleh pabrikan guna menjaga efisiensi dan daya tahan mesin. (*)