SPBU Swasta Tolak BBM Pertamina Karena Etanol, Benarkah Bahaya untuk Mesin Motor?

Dipublikasikan : Jumat, 3 Oktober 2025 18:33

Penggunaan etanol dalam bensin bisa pengaruhi konsumsi BBM. Benarkah bikin motor lebih boros, atau justru efisien?

SPBU Swasta Tolak BBM Pertamina Karena Etanol, Benarkah Bahaya untuk Mesin Motor?
Ilustrasi BBM dengan kandungan Etanol (Foto :pertamina.com)
Otorider hadir di WhatsApp Channel Follow

OTORIDER - Isu penolakan sejumlah SPBU swasta seperti BP-AKR dan Vivo Energy terhadap BBM Pertamina yang mengandung etanol 3,5% memicu perdebatan di kalangan masyarakat. Banyak yang bertanya-tanya, apakah bahan bakar bercampur etanol benar-benar berbahaya untuk mesin motor, atau justru aman digunakan?

Etanol 3,5% Masih Aman untuk Mesin

Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, menegaskan bahwa campuran etanol 3,5% (E3,5) tergolong aman dan tidak bermasalah bagi mayoritas kendaraan bermotor di Indonesia, terutama motor dan mobil keluaran terbaru dengan sistem injeksi modern.

“Kandungan ini masih tergolong rendah, setara E3,5, dan berada di bawah batas aman internasional seperti E10 (10%) yang digunakan luas di banyak negara. Bahkan etanol dapat meningkatkan daya serta torsi mesin, selain menekan emisi karbon monoksida, hidrokarbon, hingga partikel kecil lainnya,” ujar Yannes saat dihubungi Otorider, Jumat (3/10).

Pertamina
SPBU Pertamina (Foto : Otorider/Gemilang Isromi Nuar)

Standar Global: Etanol Sudah Jadi Mandatori

Lebih lanjut, Yannes menjelaskan bahwa penggunaan etanol dalam bensin merupakan standar global untuk menekan emisi karbon. Beberapa regulasi internasional bahkan telah mewajibkan penggunaan bioetanol dengan kadar lebih tinggi daripada yang diterapkan Pertamina saat ini:

  • Amerika Serikat: US EPA & Renewable Fuel Standard sejak 2005 mewajibkan pencampuran E10.
  • Uni Eropa: Renewable Energy Directive (RED II) sejak 2009 menetapkan E10 sebagai default fuel.
  • Australia: Beberapa wilayah seperti New South Wales dan Queensland menerapkan mandatori E10 sejak 2017.
  • China: Wajib E10 sejak 2020.
  • India: Terapkan E5 sejak 2003.
  • Kanada: Terapkan E5 sejak 2010.
  • Brasil: Sudah menggunakan E20 sejak 1993.

Dengan standar internasional tersebut, menurut Yannes, penerapan E3,5 Pertamina justru masih sangat konservatif dan aman.

Mengapa BP dan Vivo Menolak?

Meski secara teknis aman, SPBU swasta seperti BP dan Vivo tetap enggan membeli BBM Pertamina yang sudah dicampur etanol. Bukan karena masalah teknis, melainkan karena strategi bisnis dan SOP perusahaan.

“SPBU swasta memang meminta base fuel murni tanpa etanol sesuai SOP mereka. Hal ini karena mereka ingin melakukan proses blending sendiri dengan komposisi khusus yang sudah dipatenkan,” jelas Yannes.

Dengan kata lain, penolakan tersebut lebih terkait dengan kebijakan internal dan brand positioning ketimbang isu keamanan mesin.

Kesimpulan

Etanol 3,5% dalam BBM Pertamina tidak berbahaya bagi mesin motor maupun mobil modern, justru mendukung target pemerintah dalam menekan emisi karbon. Namun, SPBU swasta seperti BP dan Vivo memilih menolak karena ingin menjaga standar produk dan proses blending sesuai strategi masing-masing. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan terbaru setiap hari dari otorider.com. Ikuti Channel kami pada tombol dibawah ini.
Telegram Channel
Google News
Telah hadir! Yuk download aplikasi Otorider sekarang juga!
Bagikan  

Video

Tetap Terhubung Bersama Kami
Telah hadir! Yuk download aplikasi Otorider sekarang juga!
Hubungi Kami
Perkantoran Maisonete Mega Jalan Raya Joglo No. 41 Kebon Jeruk, Kembangan, Kota Jakarta Barat, Jakarta 11640
Email :
[email protected] (Redaksi)
[email protected] (Marketing)
OTORIDER.com Member of : Logo Bintang Langit Multimedia
Copyright © 2025. Otorider.com. All rights reserved.