Rossi Takut Balap Dekat Marquez
Imbas dari insiden senggolan antara Rossi dan Marquez di MotoGP Argentina, Rossi disebut takut berada di dekat pembalap Honda itu lagi.
Dari banyaknya drama di MotoGP Argentina, tampaknya insiden senggolan pada lima lap terakhir menyulut kembali perseteruan antara Valentino Rossi dan Marc Marquez. Akibat dari senggolan itu, Valentino Rossi terjatuh dan finish ke-19. Sedangkan Marc Marquez mendapatkan penalti 30 detik sehingga posisinya melorot, meski finish kelima, menjadi posisi 18 di tabel catatan waktu.
Efek dari insiden ini, Rossi berang dan menyebut Marquez menghancurkan olahraga ini dengan tindakannya itu. "Aku OK, tapi ini adalah situasi yang sangat buruk. Kalau Anda lihat yang terjadi akhir pekan ini, contohnya, insiden bisa terjadi pada semua orang, Anda bisa salah saat mengerem, lalu bisa menyentuh orang lain. Itu bisa terjadi, ini balapan. Tapi sejak Jumat, Marquez melakukannya pada Vinales, Dovizioso dan aku. Lalu hari ini ia mengenai empat rider," kira-kira begitu pernyataan Rossi dalam situs resmi Yamaha Movistar.
Lin Jarvis, bos Yamaha MotoGP menyebut Rossi takut untuk balap dekat dengan Marquez. "Sebagai tim, kami tidak bisa menerima aksi Marque ini," serunya pada Sky Italia. Sesaat setelah balap, Marquez dan timnya sempat mendatangi paddock Yamaha, tampaknya untuk minta maaf pada Rossi. Tapi kedatangannya ditaola mentah-mentah oleh Uccio Salucci, teman dekat dan tangan kanan VR46.
Rossi menuduh Marc melakukannya dengan sengaja. "Dia melakukannya degan sengaja, dan itu bukan kesalahan. Karena ia menjulurkan kaki, antara kaki dan motor, karena ia tahu ia nggak akan jatuh, tapi Anda yang jatuh. Dia berharap Anda jatuh," ujarnya seperti dikutip dari Crash.net.
"Kalau semua rider berlaku seperti ini, maka akan jadi balap yang sangat bahaya dan kita akan finish dengan cara yang sangat buruk," protes juara dunia 9 kali ini sambil mengaku takut, persis seperti disebut Jarvis.
"Aku takut berada di atas trek kalau ada Marquez. Aku takut hari ini saat melihat namanya di papan. Aku bukan Race Direction, mereka yang akan menentukan, tapi kalau begini, ia akan menghancurkan olahraga ini, karena kalau Anda melaju 300 km/jam di trek, Anda harus menghargai rival Anda," kata pria asal Tavullia, Italia ini.