Kapan Harus Ganti V-Belt Motor? Ini Tanda dan Waktu yang Tepat
V-belt adalah komponen vital yang wajib diperhatikan oleh pemilik motor matic. Perawatan ruti dan gaya berkendara dapat memperngaruhi usia pakai V-belt.

OTORIDER - Salah satu komponen penting pada motor matic adalah V-belt, yang berfungsi menyalurkan tenaga dari mesin ke roda belakang. Jika V-belt aus atau rusak, performa motor bisa menurun drastis, bahkan berisiko mogok di tengah jalan. Lantas, kapan waktu yang tepat untuk mengganti V-belt motor?
Umur Pakai V-Belt: Tergantung Jarak dan Pemakaian
Umumnya, V-belt pada motor matic direkomendasikan untuk diganti setiap 20.000 hingga 30.000 kilometer. Namun, angka tersebut bisa berbeda tergantung merek, model motor, dan pola penggunaan harian. “Untuk pergantian V-belt biasanya setiap 24.000 kilometer, atau setelah satu tahun penggunaan,”
ujar salah satu mekanik AHASS di Kota Depok, Jawa Barat kepada Otorider.
Jika motor sering dipakai dalam kondisi lalu lintas padat, sering membawa beban berat, atau digunakan dalam jarak pendek berulang-ulang, maka usia pakai V-belt bisa lebih pendek dari rekomendasi pabrikan.
Tanda-Tanda V-Belt Motor Harus Diganti
Ada beberapa ciri yang menandakan V-belt motor sudah tidak layak pakai:
- Tarikan motor terasa berat atau tersendat
Jika akselerasi motor tidak secepat biasanya atau terasa tersendat, bisa jadi V-belt sudah aus. - Suara berdecit dari CVT
Suara mencicit atau berisik dari area CVT (Continuously Variable Transmission) bisa mengindikasikan V-belt mulai retak atau kaku. - Getaran berlebih saat motor berjalan
Getaran berlebih pada kecepatan rendah maupun tinggi sering menjadi pertanda V-belt mulai rusak atau tidak seimbang. - V-belt terlihat retak atau getas saat dibuka
Pemeriksaan visual oleh mekanik dapat melihat langsung kondisi V-belt. Jika sudah retak, mengeras, atau terlihat tipis, sebaiknya segera diganti.
Bahaya Jika Telat Ganti V-Belt
Menunda penggantian V-belt bisa berakibat fatal. V-belt yang putus saat berkendara bisa menyebabkan motor langsung mati dan membahayakan pengendara. Selain itu, kerusakan bisa merembet ke komponen CVT lain seperti roller, rumah roller, atau bahkan puli primer dan sekunder. "Sebaiknya pemilik motor harus melakukan pemeriksaan rutin CVT di bengkel resmi tiap 8.000 kilometer," ujar mekanik tersebut. (*)