Pastikan Tekanan Angin Ban Ideal, Tunggangan Makin Stabil
Tekanan angin ban, memengaruhi performa motor. Baik saat di jalan lurus maupun menikung, pengendara akan merasa lebih stabil saat bermotor.

OTORIDER – Dalam sebuah kesempatan, Otorider berbincang dengan Zulpata Zainal, pemerhati otomotif yang kerap memerhatikan masalah ban.
Sebagai orang yang pernah malang melintang di pabrikan ban terkemuka dunia, ia memiliki kesimpulan tentang bagaimana memerlakukan ban pada kendaraan.
“Baik motor maupun mobil, tekanan angin ban ideal adalah yang utama. Karena menentukan stabilitas berkendara di berbagai permukaan jalan,” ungkapnya.
Karena, penampang ban yang bersentuhan dengan jalan akan berada pada titik optimal, jadi jangan terlalu kempis, yang memang membuat tapak ban lebih lebar menempel ke jalan, tetapi dinding ban akan lemah, dan bisa menyebabkan ban tergelincir dari pelek.
Begitu pun kalau terlalu keras tekanan angin bannya, lebar permukaan ban akan menyempit, karena ban akan menjadi cembung dan telapak ban pun tak optimal menempel ke jalan.
Jadi menurutnya, pengendara sebaiknya jika menggunakan ban standar pabrikan cukup ikuti aturan tekanan angin ban yang tertera pada bodi motor.
“Biasanya ada stiker yang menyebutkan berapa besar tekanan angin bannya, baik Ketika ditunggangi sendirian, atau berboncengan (dua orang, seorang pengemudi dan seorang penumpang di atas motor),” ungkapnya.
Semisal untuk motor matic dengan ban standarnya, tekanan angin ban yang disarankan 28 psi di depan, sedangkan 33 di belakang, saat sendirian. Sementara Ketika berboncengan depan 30 psi dan belakang 34 psi.
Namun, banyak juga pengendara yang bisa merasakan kondisi ban dengan tekanan angin terlalu keras atau terlalu lembek.
Jika masih dalam toleransi, bisa diatur sesuai kenyamanan yang diinginkan. (*)