Motor Listrik Gesits telah dipasarkan di ajang otomotif pada pertengahan tahun 2019 lalu. Sejak peluncurannya hingga kini, Gesits masih menetapkan status off-the road pada produk motornya. Tentunya hal ini membuat banyak ketidakpastian soal harga, mengingat harga banderol off the road belum termasuk pajak kendaraan.
Mengenai hal tersebut, Ade Sulistioputra selaku COO PT Gesits Technologies Indo (GTI) mengatakan hal tersebut terjadi karena pajak yang berbeda-beda pada tiap daerah. Menurutnya saat ini pajak untuk motor listrik belum memiliki kesamaan. Sehingga sangat sulit bagi pihaknya untuk mengatakan harga banderol on the road.
"Kenapa harga kami off the road, karena setiap pemda beda-beda pajaknya. Ada yang pajaknya sudah 2,5%, Jakarta katanya akan di 0% kan. Nah kami menunggu itu, makanya untuk sementara kami jualnya off the road," ujar Ade di Jakarta, Jum'at (13/12).
Presentase pajak yang lebih kecil tentunya sangat menguntungkan bagi GTI. Karena harga banderol on the road akan tertulis lebih murah nantinya. Selain itu menurut Ade pajak yang murah juga akan menguntungkan konsumen yang membeli motor listrik.
Baca Juga: Masuk Armada Grab, Motor Listrik Gesits Kejar Pasar Fleet?
Di sisi lain dengan pajak yang lebih kecil, Ade tetap tidak ingin meningkatkan target penjualannya. Karena menurutnya saat ini pihak GTI akan terus fokus bermain di Bussiness to Bussiness (B2B). Hal tersebut dikarenakan pasar B2B akan memiliki dampak langsung ke segi efisinesi pengeluaran.
"(Target) ya cukup lah insyaallah, kami juga sadar diri ini mainnya akan di B2B lah ya. Karena kebutuhan kendaraan listrik ini lebih ke efisiensi. Sudah tidak keluar bensin, servis minimal, ganti oli udah engga ada," pungkas Ade.
Baca Juga: Dealer Motor Listrik Gesits Baru Tersedia Tahun 2020
Sementara di pihak PT GTI keuntungan yang dirasakan lewat pasar fleet adalah, dapat memberikan pembentukan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Selain itu, kerjasama dengan Grab juga menambah benefit dari segi prmosi. "Ini bisa menjadi edukasi yang kami butuhkan. Karena orang sudah terbiasa dengan motor mesin bensin," jelas Ade.