Bintang Racing Team (BRT) yang terkenal dengan sparepart racing untuk motor kini juga merambah ke konversi motor listrik. Perusahaan manufaktur ini punya penawaran paket khusus untuk konversi motor bensin ke listrik. Lantas, berapa harganya?
Tomy Huang selaku Owner BRT menjelaskan untuk konversi motor listrik menyediakan paket dengan harga Rp 15,9 jutaan. "Untuk harga tersebut sudah terima jadi dan sudah termasuk komponen-komponennya," ujar Tomy saat disambangi OtoRider di Sentul, Jawa Barat beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Tidak Menarik, Subsidi Bantuan Motor Listrik Akan Dievaluasi
Tomy menjelaskan komponen yang didapatkan mulai dari dinamo hingga baterai. "Dengan harga tersebut sudah termasuk baterai, dinamo BLDC sama bracket-nya. Kemudian ECU atau controller. Lalu, baterai dengan bracket-nya, kabel bodi baru, DC-DC converter sama MCB serta charger-nya," ucap Tomy.
Perubahan dari motor bensin ke motor listrik sendiri perlu penyesuaian di bagian putaran throttle gasnya. "Kalau throttle gas motornya injeksi masih bisa pakai originalnya. Jika motor karburator perlu diganti throttle gas elektrik baru dan sudah termasuk," jelasnya.
Kemudian, untuk tipe baterai yang digunakan sama dengan yang dipakai pada motor listrik Gesits. "Tipe baterai mirip seperti yang dipakai Gesits, 72 volt 20 ampere," tuturnya.
Baca Juga: BBM Jenis Bioetanol Pertamina Akan Dijual Setara RON 95
Motor listrik konversi yang dibuat BRT punya jangkauan jarak maksimal 60 km. "Tergantung dari cara berkendara, jika pakai maksimum kecepatan 50 km per jam, itu bisa menempuh 50 sampai 60 km. Kalau cara berkendaranya kebut-kebutan paling cuma bisa menempuh 40 km, karena maksimum kecepatan motor konversi kami itu mencapai 105 km per jam, berkat dinamo 2kW tipe mid drive, setara dengan motor bensin," ungkapnya.
Selain itu, untuk lama pengecasan baterai dari nol sampai penuh membutuhkan waktu 4 jam. "Tipe charger-nya belum fast charging. Sengaja tidak pakai fast charging, satu alasannya karena mahal. Kedua, baterai yang sering diisi dengan sistem fast charging lebih cepat rusak dibanding slow charging," terangnya.