Menjamurnya produsen motor listrik di Indonesia turut membantu era elektrifiaksi di Tanah Air. Beberapa Capaian Kinerja Subsektor Ketenagalistrikan 2022 juga menunjukkan hasil positif. Jumlah infrastruktur kendaraan listrik (electric vehicle charging stations dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum) mencapai 1.415 unit dari target 693 unit.
Dengan catatan itu, Direktur Sarana Transportasi Jalan Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub, Danto Restyawan mengatakan isu infrastruktur bukan lagi menjadi poin utama dalam ranah kendaraan listrik atau electronic vehicle (EV) di Tanah Air.
"Kalau Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) segala macam enggak jadi masalah, itu akan tumbuh," kata Danto pada ajang pameran IIMS 2023 di Jakarta, Kamis (24/2).
Justru dia melihat permasalahan terbesar lambatnya era kendaraan listrik lebih kepada nilai jual kembali seperti yang dijanjikan dari kendaraan konvensional. "Kendaraan konvesional itu menurut masyarakat beli dan nilai jual kembalinya ada. Kalau kendaraan listrik mereka masih gamang, masih ada nilai jual atau tidak, masyarakat kita itu kan seperti itu," kata Danto.
Dengan keadaan seperti ini, membuat macetnya target penjualan EV roda dua di Tanah Air pada tahun lalu. Pemerintah sempat menargetkan penjualan EV berada di atas 100 ribu dan hanya bisa terealisasikan sebanyak 30 ribu unit.
Baca Juga: Motor Listrik Yamaha NEO'S Melantai di IIMS 2023, Dijual?
Sementara itu Ketua Umum AISMOLI, Budi Setiyadi menyarankan agar semua motor listrik menggunakan dimensi baterai yang sama. Dengan begitu, bisa memengaruhi harga jual sepeda motor listrik di pasar otomotif Indonesia.
“Kita sudah pernah komunikasi dan koordinasi dengan Badan Standarisasi Nasional (BSN) supaya untuk baterai motor listrik yang dimensinya sama. Sehingga motornya merek apapun, tapi baterainya sama,” ujar Budi di IIMS 2023.