OTORIDER - Kualitas udara yang buruk membuat semua orang menaruh perhatian lebih. Termasuk para dokter di Perhimpunan Dokter Paru yang menyikapi hal tersebut dan disebarluaskan melalui press release resminya.
Berdasarkan beberapa data dari WHO, juga penelitian lokal di Indonesia tentang hubungan antara polusi udara dengan kesehatan paru, Perhimpungan Dokter Paru memberikan beberapa saran upaya pencegahan dan penanganan, baik untuk masyarakat dan kepada pemerintah.
Baca Juga: Motor Rutin Ganti Oli, Belum Tentu Lulus Uji Emisi
Membuat undang-undang dan peraturan yang baik tentang pengendalian polusi udara seperti :
- Peraturan standar baku mutu udara ambien sesuai standar WHO terbaru.
- Percepatan peraturan menyangkut penggunaan bahan bakar kendaraan sesuai standard EURO 4.
- Peraturan tentang uji emisi kendaraan bermotor.
- Peraturan untuk mengurangi emisi polusi udara dari industri.
Dari sana, terlihat bahwa pihak akademisi dan praktisi di bidang kesehatan paru itu pun masih menginginkan adanya uji emisi kendaraan bermotor.
"Walaupun mungkin perubahannya tidak langsung signifikan, tetapi jika setiap motor melakukan uji emisi dan lolos, tentu sedikit banyak akan mempengaruhi kualitas udara, jika dilakukan secara massal," terang DR. dr. Feni Fitrani Taufik, Sp.P(K)., M.Pd.Ked, Sp.P., pakar Penyakit Paru Kerja dan Lingkungan di Departmen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI-RS Persahabatan.
Baca Juga: Motor Penyumbang Polusi Terbanyak, Tapi Bengkel Uji Emisi Sedikit
Menurut Feni, pemotor yang sudah terbiasa menggunakan masker, tentu akan membantu pengurangan pemaparan polusi udara ke saluran pernafasannya. "Menggunakan masker juga membantu, terlebih jika menggunakan masker medis atau juga N95, tetapi jika menginginkan yang lebih efisien dan mampu menyaring dengan baik, bisa juga menggunakan filter pm 2.5," katanya. (*)