Dalam pengelolaaan sektor energi, pemerintah memiliki kewajiban untuk menjamin ketahanan energi nasional. Upaya tersebut dilakukan dengan mendorong kemandirian energi domestik melalui pengurangan ketergantungan impor Bahan Bakar Minyak (BBM).
Hingga saat ini terdapat sekitar 115 juta motor BBM di Indonesia. Jika diasumsikan rata-rata menggunakan BBM sebanyak satu liter per hari, maka dibutuhkan sebanyak 723 ribu barel/hari atau setara 72 juta USD/hari. Hal tersebut melebihi produksi minyak nasional yaitu di bawah 700 ribu barel/hari.
Pemerintah sendiri menjaga kestabilan harga BBM di dalam negeri melalui kebijakan subsidi dan kompensasi. Sehingga, harga BBM di bawah keekonomian yang tetap dapat dijangkau oleh masyarakat yang berhak.
Baca Juga: Rilis di Indonesia, Kawasaki Ninja ZX-4RR Dijual Lebih Murah di Thailand
Namun, dalam menekanan konsumsi BBM tersebut tidak pernah melibatkan produsen otomotif sebagai upaya mengefisiensikan pemanfaatan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia.
"Karena saya selalu memperhatikan di Indonesia ini ketika berbicara tentang konsumsi BBM, produsen otomotif itu kayak hanya berdiri di samping," kata Analis Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA), Putra Adhiguna dikutip dari Antara, Selasa (28/3).
Ia menambahkan, keterlibatan produsen otomotif juga perlu didukung oleh penerapan standar fuel economy seperti yang telah diterapkan di banyak negara. "Misalnya, produsen otomotif harus memenuhi tingkat liter atau kilometer tertentu pada tiap kendaraan yang diproduksi. Standar ini kemudian perlu ditingkatkan seiring dengan berjalannya waktu," papar Putra.
Baca Juga: Banyak Hadiahnya, Beli Motor Listrik Subsidi Bisa Lewat PLN Mobile
Pasalnya, ketidakhadiran standar fuel economy membuat kendaraan ringan di Indonesia lebih boros dalam hal penggunaan BBM. Bila dibandingkan dengan India, penggunaan BBM kendaraan ringan di Indonesia lebih boros sekitar 30 persen sampai 40 persen. "Kalau produsen otomotif kita coba dorong supaya membuat kendaraan mereka secara penggunaan BBM lebih efisien, harapannya (efisiensi BBM) Indonesia bisa bergeser,” ujar Putra.