OTORIDER - Pada pasar roda empat sudah banyak bermunculan produk yang menggunakan penggerak dengan dua sumber energi atau dikenal sebagai hybrid. Selain kendaraan listrik, banyak masyarakat juga tertarik pada teknologi ini. Di segmen roda dua, terdapat beberapa produk bermesin hybrid, antara lain adalah Yamaha Fazzio Hybrid-Connected dan Grand Filano Hybrid-Connected.
Ragam model motor terbaru pun banyak diluncurkan dalam beberapa bulan terakhir, di antaranya ialah New Honda Stylo 160. Skutik ini mengusung mesin bakar berkapasitas 160 cc, 4-katup, dan eSP+. Tenaga yang dihasilkan mesin tersebut sebesar 11,3 kW atau sekitar 15,15 dk pada 8.500 rpm dan torsi 13,8 Nm pada 7.000 rpm.
Tapi, mengapa PT Astra Honda Motor (AHM) tak membuat New Honda Stylo 160 dengan mesin hybrid? Executive Vice President Director AHM, Thomas Wijaya beralasan karena ada banyak keterbatasan dan perbedaan fungsi dengan hybrid yang ada di roda empat.
Ia menambahkan, untuk menuju netralitas carbon atau pengurangan polusi, jangkauan motor ini dimaksimalkan. "Untuk satu liter bensin, bisa menempuh jarak 45 km. Kedua, dengan Euro 3 ini pengurangan gas emisinya juga sesuai dengan regulasi internasional ataupun global," papar Thomas.
Sebenarnya, AHM sendiri pernah mengeluarkan motor hybrid yaitu PCX e:HEV untuk pasar Indonesia. Model ini menggunakan mesin yang sama seperti Honda PCX 160, yakni eSP+ 156,9 cc dengan konfigurasi SOHC empat katup. Spesifikasi tersebut dipadukan baterai lithium-ion 50,4 volt 4 ampere.
Di sisi lain, Marketing Director AHM, Octavianus Dwi Putra mengatakan hybrid merupakan alternatif pilihan. Soal hybrid di kelas entry level sendiri, tidak menjadi prioritas.
"Karena (hybrid) itu salah satu pilihan, contoh kalau di industri lain. Industri lain itu kan hybrid juga masih mencari bentuk juga, sama-sama kan. Jadi, itu alternatif iya. Tapi, apakah itu akan menjadi pilihan utama? Rasanya ya kita masih bergantung ke pemerintah sama global," ujar Octa. (*)