Motor Dua Tak Masih Bisa Jalan Pakai BBM Campur Etanol, Ini Alasannya
Pengguna motor dua tak tidak perlu khawatir jika ke depan pasokan BBM di Indonesia semakin banyak menggunakan campuran etanol.
OTORIDER - Wacana penggunaan bahan bakar campuran etanol di Indonesia kembali ramai diperbincangkan. Setelah Pertamina memperkenalkan Pertamax Green 95 yang mengandung 5 persen bioetanol, banyak pengguna kendaraan mulai bertanya-tanya: apakah bahan bakar berbasis etanol ini aman untuk semua jenis motor, termasuk motor dua tak?
Untuk menjawab hal itu, Dr. Ing. Tri Yuswidjajanto Zaenuri, Staf Pengajar Program Studi Teknik Mesin, Kelompok Keahlian Ilmu Rekayasa Thermal Institut Teknologi Bandung (ITB), memberikan penjelasan ilmiah dalam tayangan RAMO Podcast di kanal YouTube Otoridier. Menurutnya, secara prinsip, motor dua tak tetap bisa menggunakan bensin yang mengandung etanol tanpa masalah besar pada sistem pelumasan.
“Etanol itu kan punya dua ekor lah ya. Satu ekor yang bereaktif terhadap air, satu ekor C2H5 yang reaktif terhadap bensin. Bensin itu nonpolar, ekor yang C2H5 juga nonpolar, jadi karena itulah bisa bercampur,” ujar Tri menjelaskan secara kimiawi hubungan antara bensin dan etanol.
Ia menambahkan, baik bensin maupun oli sama-sama bersifat nonpolar, sehingga etanol tidak akan bereaksi dengan oli dalam campuran bahan bakar dua tak. Artinya, proses pelumasan tetap berjalan sebagaimana mestinya.
“Bensin nonpolar, oli juga nonpolar. Sehingga etanol enggak akan bereaksi dengan oli karena sudah habis bereaksi sama bensin. Jadi olinya akan tetap aja sebagai oli,” jelasnya.
Dalam motor dua tak, oli samping biasanya ditambahkan langsung ke bahan bakar atau diinjeksikan ke saluran udara campur bensin. Menurut Tri, kondisi ini tidak akan berubah walau bensin mengandung etanol.
“Oli yang dicampurkan dengan bensin karena dia sama-sama nonpolar. Sehingga oli samping yang ditambahkan ke bensin atau diinjeksikan ke saluran udara campur bensin itu tetap akan ada dan tidak akan terbilas oleh etanol. Jadi olinya tetap akan membasahi bagian mesin yang memang butuh lubrikasi,” paparnya.
Bukan Etanol yang Sebabkan Karat
Selain soal pelumasan, Dr. Tri juga menegaskan bahwa etanol bukan penyebab utama karat pada kendaraan. Menurutnya, yang berpotensi menyebabkan karat adalah air yang terserap oleh etanol, karena etanol bersifat higroskopis mudah menarik air dari udara sekitar.
“Sebetulnya yang menimbulkan karat bukan etanol ya, tapi karena sifat etanol yang higroskopis, menyerap air yang ada di udara. Nah, karena ada air di dalam tangkinya, maka itulah yang bereaksi,” jelasnya.
Tidak Ada Masalah Serius pada Mesin Dua Tak
Berdasarkan penjelasan ilmiah tersebut, motor dua tak sebenarnya tetap aman menggunakan bensin dengan campuran etanol rendah (E5) seperti Pertamax Green 95. Tidak ada gangguan pada pelumasan oli samping maupun risiko besar karat terhadap kendaraan. (*)