Polytron Ungkap Alasan Pakai Baterai LFP di Motor Listrik FOX Electric
Polytron mengungkap alasan memilih baterai LFP pada motor listrik FOX Electric. Teknologi ini dinilai lebih aman, tahan panas, dan minim risiko
OTORIDER - Polytron menegaskan komitmennya terhadap aspek keselamatan pengguna dengan memilih teknologi baterai Lithium Iron Phosphate (LFP) pada lini motor listrik FOX Electric. Teknologi ini dinilai memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggi dibandingkan jenis baterai lain yang banyak digunakan di kendaraan listrik saat ini.
Salah satu keunggulan utama baterai LFP terletak pada stabilitas termalnya. Polytron menjelaskan bahwa cell LFP tidak menghasilkan oksigen ketika terjadi kebakaran, sehingga api berkembang lebih lambat dan lebih mudah dikendalikan. Karakteristik tersebut secara signifikan mampu menurunkan risiko kecelakaan akibat baterai motor listrik.
Dalam pemaparannya, Polytron juga membandingkan batas suhu terjadinya thermal runaway pada berbagai jenis baterai. Cell LFP memiliki titik awal thermal runaway di kisaran suhu 250–300 derajat Celsius, jauh lebih tinggi dibandingkan baterai NMC (Nickel Manganese Cobalt) yang berada pada rentang 170–220 derajat Celsius. Selisih ini memberikan margin keamanan yang lebih besar, terutama saat motor listrik digunakan di cuaca panas, kondisi lalu lintas padat, maupun saat proses pengisian daya berlangsung.
Tak hanya itu, cell LFP yang digunakan Polytron telah melalui berbagai pengujian ekstrem, seperti nail penetration test dan mechanical impact test. Pengujian tersebut dilakukan untuk memastikan baterai tidak terbakar atau meledak meski mengalami tusukan, tekanan tinggi, maupun kerusakan fisik yang mensimulasikan kondisi kecelakaan di jalan raya.
Desain Battery Pack Jadi Lapisan Keamanan Tambahan
Polytron menegaskan bahwa sistem keamanan baterai motor listrik tidak hanya bergantung pada pemilihan jenis cell. Desain battery pack menjadi lapisan perlindungan berikutnya yang tak kalah krusial. Pada FOX Electric, baterai dibekali struktur heatsink berbahan aluminium yang berfungsi sebagai sistem pendingin sekaligus pelindung dari benturan, getaran, gesekan, dan paparan panas ekstrem.
Casing baterai tersebut juga telah mengantongi sertifikasi IP67, yang membuatnya tahan terhadap air dan debu, termasuk saat menghadapi kondisi banjir. Dari sisi elektronik, baterai FOX Electric dilengkapi Battery Management System (BMS) yang bekerja memantau suhu, memutus arus secara otomatis ketika terjadi overcharge atau over-discharge, serta melakukan cell balancing demi menjaga kesehatan baterai dalam jangka panjang.
Edukasi Soal Risiko Baterai Standar Rendah
Dalam kesempatan yang sama, Polytron menyoroti masih banyaknya motor listrik di pasaran yang menggunakan baterai rakitan dengan standar keamanan rendah. Beberapa di antaranya tidak memiliki perlindungan mekanik memadai, tidak tahan air, minim sistem pendinginan, serta tidak dilengkapi sertifikasi keselamatan.
Kondisi tersebut dinilai sangat berbahaya karena dapat meningkatkan risiko kebakaran, khususnya saat motor mengalami benturan, tertusuk benda tajam, atau terendam air. Melalui edukasi ini, Polytron berharap konsumen dapat lebih cermat dalam menilai kualitas dan keamanan baterai sebelum membeli motor listrik.
LFP Dinilai Lebih Unggul Dibanding Graphene Lead Acid
Polytron juga membandingkan baterai LFP dengan Graphene Lead Acid yang masih digunakan pada sejumlah kendaraan listrik. Meski kerap disebut sebagai teknologi baru, baterai Graphene Lead Acid memiliki sejumlah keterbatasan, mulai dari waktu pengisian daya yang lebih lama, efisiensi rendah, tingkat self-discharge tinggi, hingga bobot yang jauh lebih berat.
Sebaliknya, baterai LFP unggul dalam hal efisiensi energi, kemampuan fast charging, daya tahan, serta stabilitas performa dalam jangka panjang. Dari sisi keamanan maupun kinerja, LFP dinilai sebagai pilihan terbaik untuk kendaraan listrik modern saat ini.
“Di Polytron, keselamatan pengguna motor listrik tidak pernah menjadi area kompromi. Kami memilih cell LFP bersertifikasi yang lolos pengujian paling ketat, termasuk nail penetration test, untuk memastikan ketahanan baterai bahkan dalam skenario kecelakaan ekstrem. Kami percaya industri kendaraan listrik hanya bisa berkembang jika pengguna merasa aman dan percaya pada teknologinya,” ujar Josaphat Bagus Purnama, Head of Design, Quality and Assurance EV Polytron. (*)