OTORIDER - Baterai merupakan salah satu komponen vital pada kendaraan listrik. Selain menjadi komponen termahal akibat proses produksi yang rumit dan bahan baku yang masih impor, baterai memegang peran penting dalam menentukan efisiensi dan harga kendaraan listrik.
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan pengembangan produksi baterai dalam negeri agar biaya produksi lebih terjangkau.
Dalam upayanya memperkuat ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, berbagai langkah strategis mulai dilakukan, termasuk pengembangan industri baterai lokal.
"Kolaborasi ini tidak hanya menciptakan solusi konkret bagi industri, tetapi juga mendukung penelitian yang relevan dan bermanfaat," ujar Moeldoko saat ditemui Otorider beberapa waktu lalu.
Ia menambahkan bahwa penelitian ini masih berada dalam tahap awal dengan model kerja sama saling menguntungkan. Sebagai contoh, fasilitas laboratorium milik UNS dimanfaatkan untuk pengujian dan pengembangan baterai, sehingga memberikan kontribusi langsung kepada kedua pihak.
Dirinya juga berharap bahwa hasil riset ini dapat menghasilkan baterai dengan harga lebih terjangkau tanpa mengorbankan kualitas teknologi. "Kami optimis hasil riset ini bisa ditampilkan dalam ajang Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2025," tambah Moeldoko.
Sementara itu, PT Gesits Motor Nusantara (Gesits), salah satu produsen motor listrik terkemuka, sedang menguji motor listrik yang menggunakan baterai buatan lokal Indonesia Battery Corporation (IBC).
"Kita sedang melakukan pilot project dengan baterai IBC di beberapa tempat. Kita sudah menggunakannya secara terbatas, sekitar 100 unit ada di beberapa instansi," kata Direktur Marketing PT Gesits Motor Nusantara, Doddy Setiawan beberapa Waktu lalu.
Dengan penggunaan baterai lokal tersebut, motor GESITS yang sekarang harga di kisaran Rp20 juta bisa lebih murah lagi. Bahkan bisa di bawah Rp 15 juta. "Kemungkinan besar targetnya kita di bawah Rp 15 juta. Kita bisa menyediakan unit yang baterainya metode subscription atau rental," papar Doddy. (*)