Industri sepeda motor untuk pasar domestik Jepang memang kurang menggairahkan. Ketimbang era 1990an, sepeda motor baik yang berkapasitas kecil maupun besar merajai jalanan Negeri Matahari Terbit itu.
Sayang memang, namun begitulah kondisinya. Dari pantauan OtoRider selama berada di Jepang, jalan raya di Tokyo mulai sepi dari sepeda motor.
Parkiran yang lumayan sepi pada Sabtu (19/10), ternyata membludak pada race day, Minggu (20/10). Beragam sepeda motor dari berbagai jenis, merek dan model tumpah ruah.
Uniknya, banyak yang sudah cukup berumur bahkan tergolong langka tetap dipakai dan masih dalam kondisi bagus. Sebut saja Suzuki Katana, Kawasaki GPX, Honda CB 750 Superfour, atau Honda NR 750 dan banyak motor jadul khas Jepang.
Motor baru pun cukup banyak, hampir semua jenis dan merek hadir. Misal Yamaha R1, Honda CBR1000RR, Honda Goldwing, Ducati Panigale, BME RnineT, BMW R 1200 GS, Kawasaki Ninja big bike, Suzuki Katana anyar, Yamaha MT-09 dan masih banyak lagi.
Para pengguna motor bisa ikutan lotere dengan menukarkan tiket parkir. Kalau beruntung, yang menang bisa dapat tanda tangan dari pembalap idola.
Untuk masuk, bisa beli tiket dengan harga cukup bervariasi. Kami cukup beruntung bisa dapat akses paddock atas undangan Suzuki Indonesia. Nah, kalau Anda mau menonton dari tribun utama, harga tiketnya sekitar 21.500 Yen (sekitar Rp 3 juta). Tapi harga tiketnya sangat beragam, kok. Misal paling murah mulai dari tiket anak-anak di bawah 6 tahun sekitar 300 Yen (Rp 42 ribu).
Race day tampak banyak sekali penonton. Belum masuk gerbang saja, lapangan sangat ramai dengan beragam aktivitas. Ada panggung dengan giant screen yang akan menampilkan live race nanti.
Sebelum race, freestyle motocross siap menghibur. Begitu juga trek gokart atau minibike untuk anak-anak. Malah ada flying fox langsung dari hutan Hello Woods yang mengelilingi sirkuit.
Masuk ke area tribun, Anda akan disambut banyak sekali keramaian. Mulai dari penjaja merchandise original pembalap dan tim, juga booth pabrikan sepeda motor, aksesori dan apparel. Tak ketinggalan juga food court dan food truck.
Harus diakui, meski secara keseluruhan minat warga Jepang terhadap sepeda motor berkurang, antusiasme dan budaya balapnya masih terjaga. Tak heran, sejak 2004 Twin Ring Motegi masih didapuk menghelat MotoGP menggantikan sirkuit Suzuka.