Marc Marquez kembali ke lintasan balap MotoGP setelah sembilan bulan absen karena cedera tahun lalu. Sekarang pembalap Spanyol itu harus bekerja untuk menemukan performa terbaiknya seperti sediakala. Kira-kira mungkinkah Marc Marquez kembali mendominasi balapan MotoGP?
Motorsport-Total mewawancara Pep Font seorang Psikolog di Center of High Performance di Sant Cugat, Barcelona. Pep telah merawat sejumlah pembalap ternama sebelumnya, seperti Jorge Lorenzo dan Marc Coma. Menurut Pep saat ini Marc marquez memiliki ambisi namun masuk akal untuk situasinya saat ini.
"Jika Anda melihat apa yang Marc telah tunjukkan dalam karirnya, saya pikir dia adalah salah satu dari orang-orang yang menetapkan tujuan yang masuk akal. Saat ini dia tidak akan berpikir untuk memenangkan balapan atau Piala Dunia," ujar Pep.
"Tujuan langsungnya tidak akan sebesar itu, tetapi itu akan berguna untuk situasinya. Saya pikir dia menetapkan tujuan yang ambisius tetapi realistis. Itu adalah faktor kunci karena dia menekan dirinya sendiri untuk mencapai tujuan itu. Dia akan tahu bahwa dia bisa mengatasinya," lanjutnya.
Baca Juga: Klasmen MotoGP 2021 Usai Seri Portugal: Quartararo Puncak, Marquez 15 Besar
Meskipun Marc Marquez sudah berada di jalan yang benar, menurut Pep faktor lingkungan bisa mempengaruhi mentalnya. Tekanan batin bisa turun dari sisi eksternal seperti dari tim. Salah satunya dengan menciptakan ekspektasi atau sebuah pembuktian.
"Tekanan destruktif dibangun oleh lingkungan atlet secara tidak sadar. Semuanya muncul dalam satu kata, untuk membuktikannya. Kata 'membuktikan' menciptakan ekspektasi. Tentu saja bisa terjadi bahwa Marc mendominasi kejuaraan lagi. Tapi dia seharusnya tidak merasa berkewajiban melakukannya," ungkap Pep.
Baca Juga: Yamaha NMax Resmi Menjadi Motor Paddock Di MotoGP 2021
Menurut Pep bentuk dukungan yang menyebutkan Marc Marquez dapat kembali balapan seperti sediakala juga dapat menghancurkannya. "Anda memiliki niat baik dan mengatakan hal seperti 'Anda akan menjadi pembalap lagi seperti dulu' atau 'Anda akan menang lagi'. Kalimat seperti itu menghasilkan ekspektasi ekstrem karena telah mencapai banyak hal di masa lalu," pungkasnya.