MotoGP Indonesia ternyata memiliki buntut yang panjang bagi Repsol Honda dan Michelin. Pasalnya, pembalap andalan Repsol Honda yakni Marc Marquez jatuh berkali-kali hingga tak mampu balapan. Honda pun menduga penggunaan ban yang berbeda dari tes pramusim beberapa bulan lalu di Mandalika menjadi penyebabnya.
"Perasaannya terus terang, tidak bagus sama sekali. Poin pertama, Marc mengalami banyak kecelakaan dan tidak bisa balapan. Poin kedua, di pramusim kami sangat cepat, lalu tiba-tiba Michelin mengganti ban dan motor kami berubah total. Kami masih belum sepenuhnya memahami apa yang terjadi dan kami harus mendiskusikan situasi ban secara menyeluruh dengan Michelin," ujar Alberto Puig seperti dilansir dari GP One.
Piero Taramasso selaku Direktur Motorsports Michelin mengatakan bahwa penggunaan ban berbeda dari tes pramusim atas alasan keamanan karena aspal Mandalika yang baru. Dengan demikian, Michellin memilih meggunakan kerangka ban yang lebih keras dan bertahan lebih lama di lintasan. Piero pun menuduh Honda tak bisa beradaptasi dengan perubahan.
"Saya terkejut, saya berbicara dengan Puig karena dia tidak dalam tes dan saya menjelaskan seluruh situasi kepadanya, mengapa kami membuat pilihan ini, saya mencoba memberinya semua elemen yang tidak dia miliki," balas Piero.
Baca Juga: Valentino Rossi Akui Tak Rindu Balapan MotoGP, Mengapa?
"Saya terkejut bahwa hanya dia yang tidak mengerti motivasi untuk perubahan antara pengujian dan Grand Prix ini. Ya, kami selalu mengutamakan keselamatan, bahkan dalam hal performa. Ban uji tidak akan bertahan hingga jarak balapan karena suhunya sangat tinggi dan tidak ada kompon yang bekerja," lanjutnya.
Sahut-sahutan antara dua pihak ini pun masih terus berlanjut hingga hari ini. Puig kembali melemparkan kritik pada Michelin. Menurutnya aneh jika mengatakan Honda tak bisa beradaptasi. Baginya Honda adalah tim balap MotoGP paling lama dan paling berprestasi sepanjang sejarah, tidak mungkin tak mengetahui cara beradaptasi.
Baca Juga: Masih Jalani Pemulihan, Marc Marquez Absen di MotoGP Argentina
"Tuan Taramasso menjadi hipersensitif setiap kali seseorang berbicara langsung tentang bannya tanpa mengakui kesalahan di pihaknya. Ini menurut saya salah dan terlalu radikal. Kita semua membuat kesalahan. Dia juga melakukannya," pungkasnya.