Gelaran MotoGP 2023 akan segera dimulai pada Maret mendatang. Beragam persiapan pun dilakukan seperti Shakedown Test pada 5-7 Februari di Sirkuit Sepang, Malaysia. Kemudian, untuk sesi tes pra-musim, baru akan dilaksanakan pada 10-12 Februari.
Shakedown Test tersebut hanya diperuntukkan bagi pembalap rookie dan test rider saja. Sedangkan, pembalap MotoGP baru akan hadir pada sesi tes pra-musim. Para test rider pun dihadapkan dengan kondisi cuaca yang sangat panas di Sirkuit Sepang.
Baca Juga: Sapa Penggemar, Di Giannantonio dan Alex Marquez Tiba di Jakarta
Test rider Yamaha, Cal Crutchlow menjelaskan tantangan fisik yang melelahkan di Sepang. "Masalahnya bukan hanya hawa panas dari mesin motor sendiri, tapi hawa panas juga keluar dari knalpot pembalap lain. Sejujurnya, ini sangat panas di sini," ujar Crutchlow dikutip dari Crash.net.
"Saya tidak pernah mengerti mengapa ada pembalap yang masih bisa duduk dengan baju balapnya setelah dua jam balapan. Untuk olahraga pada umumnya, ada protokol hawa panas. Tapi, di sini kami dibakar 1.000 derajat," lanjutnya.
Lebih lanjut, Crutchlow mengatakan bahwa menurut riset, balap motor MotoGP memiliki temperatur inti tertinggi dan tercepat dibandingkan olahraga lain di dunia. Temperatur tersebut bisa mencapai 40 derajat celcius. "Olahraga kami memiliki tingkat suhu inti tertinggi dan tercepat hingga 40 derajat dalam olahraga apapun di dunia. Karena kami mengenakan baju kulit dan berada di atas motor yang panas," jelasnya.
Baca Juga: Punya Dua Pembalap Baru, Honda Berpotensi Bangkit di MotoGP 2023
"Ketika Anda menggunakan baju balap, bernapas mengenai wajah sendiri, dengan detak jantung mencapai 200 bpm, dalam 35 derajat celcius, kelembaban tinggi, duduk di atas motor dengan 1.000 derajat celcius, dengan semua motor berada di sekitar Anda, itu sangat berat. Orang-orang tidak mengerti itu ketika Anda balapan di sini, itu berat," tuturnya.