OTORIDER - Di ajang balap dunia, Moto3 jadi kelas paling rendah untuk kategori perjenjangan pembalap. Selepas Moto3, nantinya pembalap bisa berlanjut ke kelas Moto2 dan naik ke kasta tertinggi, MotoGP.
Karena didapuk sebagai kelas feeder atau pengumpan, maka motor-motor yang dipakai di kelas Moto3 tentu punya performa yang lebih rendah dari dua balapan di atasnya.
Mesinnya hanya bervolume 250 cc saja. Sedangkan, Moto2 memakai mesin dari Triumph yang bervolume 675 cc 3-silinder. Kemudian, kelas MotoGP punya batas kapasitas mesin di angka 1.000 cc berkonfigurasi V4 atau inline-4.
Namun, mesin ini mampu berkitir hingga 13.500 rpm dan menghasilkan tenaga maksimum sekitar 60 PS. Hasilnya, top speed yang diraih sanggup mencapai 250 km/jam.
Lalu, bobotnya pun ringan yakni 82 kg saja. Artinya, bahkan lebih ringan dari Honda BeAT 2024 yang kini ada di angka 87 kg (tipe Deluxe). Namun, ada batas minimal bobot kombinasi dengan rider di angka 152 kg.
Dari segi fitur elektronik, tentu tak serumit MotoGP. Tapi motor-motor Moto3 seperti KTM RC250GP dan Honda NSF250RW dibekali Traction Control untuk mengatur traksi ban, sehingga menjaga keamanan pembalap saat membuka gas terlalu besar.
Kemudian, terdapat Engine Braking Maps yang mengatur deselerasi. Selanjutnya, Anti-Jerk Control (Anti-Hentakan) yang menjaga power motor tidak liar saat bukaan gas secara mendadak.
Menilik ke bagian bodinya, semua motor di kelas Moto3 dilarang memasang aero device berupa peranti tambahan di bodi. Hanya lekukan asli fairing yang diperbolehkan.
Jadi, Anda tak akan melihat adanya winglet atau air pod besar di fairing Moto3. Sehingga, hanya diperbolehkan memakai lubang air dam di tengah fairing saja.
Pada motor Moto3 dari KTM, sasisnya memakai tipe trellis berbahan besi. Sedangkan, Honda mengusung tipe Aluminium Twin Spar. Sasis dan lengan ayun juga harus memakai komponen yang dihomologasi.
Jadi, tim tak diperbolehkan melakukan perombakan peranti ini di tengah musim berlangsung. Ubahan minor diperbolehkan pada bagian footstep dan segitiga.
Hal ini yang membuat performa motor merata. Selebihnya, kemampuan pembalaplah yang bakal banyak berbicara di lintasan. (*)