Modifikasi menaikan kapasitas mesin atau bore-up memang menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan performa mesin. Pada saat melakukan bore-up tidak hanya sekadar mengganti piston besar, namun jenis piston pun harus diperhatikan. Banyak yang menyarankan saat bore-up pakai piston dengan jenis forging. Lalu, apa alasan lebih disarankan pakai piston forging?
Erwin Oei, Punggawa dari bengkel R59 Matic Shop mengatakan ada beberapa alasan. Salah satunya dari suhu mesin yang lebih panas. Apalagi jika pakai kompresi yang tinggi. “Piston forging itu kelebihannya lebih kuat terhadap suhu panas ketimbang casting, jadi lebih baik. Apalagi saat bore-up dibikin kompresinya tinggi,” ujar Erwin saat ditemui OtoRider di Ciputat, Tangerang Selatan.
Baca Juga: Komparasi Akselerasi TVS NTORQ 125 Race XP vs Yamaha Fazzio
Selain itu, piston forging juga diklaim lebih ringan dan kuat saat dimodifikasi lagi. ”Kalau piston forging jika dibuat tipis bisa lebih kuat. Misal piston casting batas aman saat dipapas tipis cuma sampai 3 mm, sedangkan forging bisa 2,5 mm. Piston forging juga lebih ringan dari casting, padahal bentuk dan ukurannya sama,” ucap Erwin.
Baca Juga: Apa Arti Kode JASO MB dan MA pada Oli Motor?
Kemudian, piston forging tidak mudah pecah pada saat mesin mengalami masalah. “Piston forging paling hanya mengalami macet dan membuat dinding silinder baret. Kalau piston casting biasanya ada yang hancur dan efeknya bisa banyak part yang ganti,” jelasnya.
Secara harga, memang piston forging lebih mahal ketimbang casting. Akan tetapi, kelebihan lain piston forging mampu menahan kompresi mesin yang tinggi. “Jenis piston forging sepertinya memang dibuat untuk bisa menahan kompresi mesin yang tinggi,” kata Erwin.