Yamaha Aerox Alpha Gampang Dimodifikasi, Ini Buktinya
Selama ini skuter matik sporty, Yamaha Aerox kerap jadi bahan modifikasi anak muda. Aliran modifikasi yang paling jamak ditemui adalah proper dan street racing.
OTORIDER - Selama ini skuter matik sporty, Yamaha Aerox kerap jadi bahan modifikasi anak muda. Aliran modifikasi yang paling jamak ditemui adalah proper dan street racing.
Sehingga selain soal mendongkrak performa, tampilannya pun dibuat makin apik tanpa ubahan yang berlebihan. Tak jarang juga yang sekadar memasang peranti aftermarket plug and play yang banyak ditemui untuk Aerox.
"Hal ini bisa kita lihat saat sunmori atau night ride, banyak pengguna Aerox yang sudah memodifikasi motornya," ucap Manager Public Relations, YRA & Community PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing, Rifki Maulana saat peluncurannya.
Menariknya, Andi Akbar alias Atenk sebagai punggawa bengkel mengakui jika waktu yang tersedia untuk memodifikasi keduanya sangat singkat. Karena itu, pihaknya coba memaksimalkan ubahan tanpa melakukan pengecatan ulang full di bodi motor.
"Waktu modifikasi ini sangat mepet, mirip proyek Roro Jonggrang (wanita yang meminta Candi Prambanan dalam semalam) total tujuh hari dengan rincian dua hari konsepnya, serta lima hari pengerjaan. Bodi pun hanya kami lakukan ubahan sedikit, tanpa pengecatan ulang," katanya.
Lebih lanjut, modifikasi keduanya dibuat dengan konsep berbeda meski sama-sama tampil sporty. Hal ini disebut Atenk untuk menawarkan dua konsep dan budget yang berbeda dalam hal modifikasi.
Misalnya di Aerox Alpha versi yang berkelir merah mengambil konsep modifikasi ramah kantong alias budget pelajar. Ubahannya lebih banyak ke arah pemasangan aksesoris plug and play dengan komponen yang terjangkau, tapi tetap berkualitas.
Sementara versi Cybercity tampil lebih advance dengan beberapa komponen custom yang dibuat spesial untuk modifikasi ini. "Misalnya dop roda yang merupakan hasil custom Katros Garage, bukan dari produk jadi," katanya.
Lalu arm belakang basisnya NMax Old yang juga dicustom ulang agar pas dudukannya. "Kami juga pakai engine mounting custom agar posisi roda belakang mundur tapi tampilannya tetap proper, bukan jadi low rider," jelas pria ramah ini.
Keduanya pun tidak mengalami ubahan di area mesin. Keduanya tetap hadir dengan volume 155 cc yang menghasilkan tenaga puncak sebesar 11,3 kW pada 8.000 rpm dan torsi maksimum 14,2 Nm pada 6.500 rpm.
Motor tersebut juga bukan versi Turbo yang dipasangi YECVT, sehingga keduanya masih memakai sistem CVT konvensional.
"Untuk mendongkrak tampilannya, di versi merah kami memakai knalpot dari R9. Sementara di versi Cybercity kami pasang knalpot Leo Vince dan radiator almunium aftermarket," tambah Atenk. (*)