CSVJ Puaskan Hasrat Touring di Kilometer-0
Komunitas Campursari Vespa Jakarta (CSVJ) akhirnya sukses melakukan perjalanan menuju Kilometer-0 di Sabang. Sebuah tempat yang paling dituju oleh penggemar travelling dan touring.
Keindahan alam nusantara tak habisnya menjadi daya tarik bagi penggemar otomotif nasional. Seperti komunitas Campursari Vespa Jakarta yang doyan melakukan eksplorasi dengan kegiatan touring. Salah satunya baru saja mereka lakukan dengan mengunjungi titik terjauh di sisi barat Ibu Pertiwi, yaitu kilometer nol di Nanggroe Aceh Darussalam.
“Perjalanan yang bertema CSVJ Goes Kilometer-0 Powered by Pertamax yang berlangsung tanggal 13 - 18 Mei 2015 lalu ini sukses digelar. Anggota CSVJ yang berpartisipasi dalam perjalanan ini melibatkan 21 unit Vespa dari berbagai model dan tahun produksi.,” ujar Anton Bramana salah satu tetua CSVJ.
Tugu Kilometer-0 merupakan tujuannya. Komunitas yang merupakan perkumpulan penggemar skuter Vespa dari berbagai tipe dan tahun pembuatan ini sengaja memilih lokasi touring tersebut karena Kilometer-0 merupakan salah satu titik yang paling dianggap keramat dan paling dituju oleh penggemar travelling dan touring. Mencapai titik paling ujung negeri ini, CSVJ mengawalinya dari Banda Aceh.
Seluruh Vespa peserta didatangkan dari Jakarta dan mendarat di Hotel Hermes, Banda Aceh. Sempat bersilaturahmi dengan Walikota Sabang, Zulkifli H Adam dan komunitas Vespa lokal seperti Scooter Kutaraja Club dan Bireun Scooter Club dan dilanjutkan penyeberangan ke Pulau Weh. Kota Sabang di Pulau Weh pun jadi awal pergerakan rombongan ke Kilometer-0 yang berjarak 33 kilometer.
“Kilometer-0 juga menjadi monumen yang cukup memiliki nilai simbolis bagi bangsa ini. Dimana ini adalah titik awal pengukuran bentangan nusantara dari titik paling Barat. Kami akan melalui jalur pesisir pantai yang berpanorama indah serta menghampiri Pantai Iboih lalu menyelam di pulau Rubiah,” tambah Anton Bramana.
Selesai di Kilometer-0? Ternyata tidak. Touring dilanjutkan dengan kota Medan sebagai destinasi selanjutnya. Dengan menyeberang kembali ke Banda Aceh dan lanjut etape berikutnya ke Lhokseumawe yang berjarak 300 km. Cukup melelahkan, namun pemandangan indah jadi penawarnya. “Area pegunungan Seulawah yang kami lintasi satu jam lepas Banda Aceh cukup menghibur diri lantaran jalan yang lebar dan berliku. Namun selepas itu jalan lurus yang kita hadapi cukup melelahkan badan dan mata. Hingga setelah empat jam berjalan, kami sampai di Kota Bireun yang notabene pernah menjadi ibukota NKRI selama satu minggu di tahun 1948 saat masa pendudukan sekutu,” ujar Dendi Aviandry, salah satu anggota CSVJ.
Malah tak hanya pemandangan, pengalaman bikin bulu kuduk berdiri pun dialami. Seperti saat melewati daerah konflik di Idi dan Peurlak, rombongan sempat berjumpa separatis yang menggenggam senjata api rakitan dan rencong. Untungnya, hanya sama-sama duduk di warung kopi. Perjalanan pun segera dilanjutkan dan berakhir di Vespark, salah satu dealer Piaggio Medan. Seru! (otorider.com)