First Ride : Yamaha Aerox 125 LC
PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) melengkapi jajaran skuter matiknya di tanah air dengan menghadirkan Aerox 125 LC. Otorider.com mendapat kesempatan mencicipi skutik 125 cc tersebut.
PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) melengkapi jajaran skuter matiknya di tanah air dengan menghadirkan Aerox 125 LC. Dalam peluncurannya, Yamaha juga memberikan kesempatan untuk menjajal langsung skutik 125 cc ini. Kesempatan ini tidak disia-siakan otorider.com untuk merasakan performa skutik yang lahir di Eropa 1997 silam.
Mengingat skutik ini dilahirkan di habitat arena balap, pun sesi pengetesannya juga bernuansa sirkuit. Dipilihlah sirkuit Sentul untuk menjadi area test ride dilengkapi dengan sirkuit gymkhana buatan untuk menguji kelincahan skutik tersebut.
Yamaha mengatakan, skutik ini mengusung DNA sport berperforma tinggi. Dipertegas dengan tampilan desain bodi yang banyak mengerucut tajam. Lampu depan mengaplikasikan teknologi LED, makin membuatnya kian sporty.
Saat kali pertama duduk di atas motor yang dibanderol seharga Rp 18,2 juta (OTR Jakarta) ini terasa cukup tinggi. Saya punya tinggi badan 170 cm. Mungkin karena skutik ini memiliki dimensi (PxLxT) 1.857 mm x 742 mm x 1.070 mm. Setang tanpa cover dan spidometer mirip seperti kepunyaan Yamaha X-Ride. Meterindikator cukup lengkap memberikan informasi bagi pengendaranya, lengkap dengan saklar-saklar yang mudah dijangkau. Sayang, area kaki terasa menyiksa karena dek pijakan kaki agak sempit.
Memutar kunci ke posisi ‘ON’ dan mulai menstarter, suara halus knalpot terdengar. Getaran mesin pun hampir tidak dirasakan oleh pengendara. Saat gas dipelintir perlahan, motor berjalan tanpa ada kendala menghentak.
Tidak butuh waktu lama untuk beradaptasi, otorider.com pun langsung ingin membuktikan janji Aerox yang di klaim bertenaga 11,2 hp. Akselerasi putaran bawah sampai tengahnya terasa cukup cepat. Sayangnya putaran atasnya justru sedikit loyo, jarum speedometer terasa lama menyentuh angka 110 km/jam. Memasuki tikungan yang cukup panjang, bobot motor yang hanya 102 kg membuatnya sedikit bergoyang.
Namun semuanya terasa berbeda saat masuk ke area gymkhana. Respon mesin yang cepat saat buka-tutup gas, motor meliuk tanpa kesulitan. Ditambah bobot ringan makin membuatnya mudah bermanuver.
Sepertinya Aerox 125 LC kini punya habitat yang lebih pas yakni di perkotaan. Akselerasi serta mesin yang responsif ditambah bobot ringan memudahkannya untuk bermanuver. Skutik ini rasanya cukup mudah menghadapi ganasnya lalu lintas perkotaan yang padat. (otorider.com)