Tiga Faktor yang Bikin Indonesia Kuasai Industri Kendaraan Listrik
Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Moeldoko mengatakan ada tiga isu utama yang harus dikuasai Indonesia agar mampu bersaing.
Saat ini, Indonesia tengah membangun industri kendaraan listrik (electric vehicle/EV). Industri motor listrik sendiri dinilai bisa menjadi kunci bagi transformasi industri otomotif di masa mendatang. Lihat saja di Indonesia sekarang, sudah menjamur motor listrik produk asal Tiongkok tersebut.
Namun, bisakah Indonesia mengikuti jejak China dalam industri kendaraan listrik? Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), Moeldoko mengatakan ada tiga isu utama yang harus dikuasai Indonesia agar mampu bersaing.
"Persoalan utama kendaraan listrik adalah baterai dan dinamo. Fokus baterai jelas pada kekuatan jarak tempuh, durasi pengisian daya, bobot, dan keamanan. Siapa yang bisa menciptakan baterai tipis, kuat untuk jarak jauh, pengisian daya cepat, dan aman meski terendam air, maka dia yang pegang peranan," kata Moeldoko pada ajang IIMS 2023, Jumat (24/2).
Baca Juga: VIDEO: Yadea E8S Pro, Harga Sesuai Spesifikasi? - First Impression
Untuk Indonesia sendiri, semua komponen yang dibutuhkan kendaraan listrik ada di dalam negeri. Sehingga, Indonesia berpeluang besar memiliki ekosistem industri kendaraan masa depan itu.
"Nikel kita punya, tembaga kita memiliki, timah kita memiliki. Semua komponen yang dibutuhkan mobil listrik itu ada di Indonesia,” kata Presiden Jokowi di Balikpapan, Kalimantan Timur pada Rabu (22/2).
Baca Juga: Masalah Nilai Jual Kembali, Bikin Era Elektrifikasi Indonesia Lambat?
Lebih lanjut, faktor kedua dalam industri kendaraan listrik yaitu menciptakan harga yang bersaing. Kemampuan untuk berkompetisi dari sisi harga amat bergantung pada mekanisme impor komponen, terutama baterai.
"Sepanjang masih impor baterai, maka harga kita sangat tergantung dari produsen dan mata uang. Ini jelas mempengaruhi harga produksi. Oleh karena itu, Indonesia harus bisa memproduksi komponen penting EV sendiri," papar Moeldoko.
Faktor selanjutnya adalah populasi pengguna alias pasar yang sangat besar. Di negara-negara lain mereka menyiapkan diri untuk membangun ekosistem kendaraan listrik.
"Di negara kita, pengguna sepeda motor saja berada pada angka tujuh jutaan orang dalam satu tahun. Bayangkan kalau jumlah itu bermigrasi ke motor listrik. Pasti industri akan cepat bertumbuh," ujar Moeldoko.