Ini Pentingnya Kurikulum Pendidikan Keselamatan Berlalu Lintas
Dengan mengedukasi generasi muda sejak dini tentang pentingnya keselamatan di jalan, kita dapat berharap bahwa angka kecelakaan lalu lintas akan menurun.
OTORIDER - Keselamatan berlalu lintas adalah salah satu aspek penting yang sering diabaikan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap tahun, angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia terus meningkat, dan sebagian besar korban adalah kalangan muda.
"Indonesia sedang menghadapi tantangan besar dengan tingginya angka kecelakan lalu lintas. korban kecelakaan terbesar pada usia 15 – 19 tahun (24 persen) dan usia 20 – 24 tahun (20 persen)," ujar Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno kepada Otorider, Senin (13/1).
Pendidikan keselamatan berlalu lintas tidak hanya mencakup teori tentang rambu-rambu lalu lintas, etika berkendara, dan tata tertib lalu lintas, tetapi juga melibatkan simulasi dan kegiatan praktis yang dapat membantu siswa memahami situasi nyata di jalan.
"Perilaku pengemudi saat kecelakaan lalu lintas paling disebabkan gagal menjaga jarak (24,50 persen). Berikutnya ceroboh terhadap lalu lintas (20,76 persen), ceroboh saat belok (11,6 persen), ceroboh aturan lajur 98,53 persen), ceroboh saat menyalip (8,22 persen), melampaui batas kecepatan (7,62 persen)," papar Djoko.
Perlu diketahui, pada dekade 1970-an, Jepang menghadapi masalah besar terkait angka kecelakaan lalu lintas yang cukup tinggi. Kecelakaan sering kali melibatkan pengendara sepeda, pejalan kaki, serta pengendara kendaraan bermotor. Namun, Jepang berhasil menanggulangi masalah ini melalui implementasi pendidikan keselamatan berlalu lintas yang komprehensif dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Hingga saat ini, Jepang menjadi salah satu negara dengan angka kecelakaan lalu lintas terendah di dunia, berkat upaya pendidikan yang efektif dan berkelanjutan.
"Indonesia tidak terlambat untuk memasukkan kurikulum Pendidikan Keselamatan Berlalu Lintas dalam kurikulum pendidikan. Adanya kurikulum pendidikan keselamatan berlalu lintas adalah untuk membangun kesadaran dan etika berlalu lintas sejak dini," ungkap Djoko.
"Tujuan akhirnya adalah untuk membangun generasi sadar keselamatan berlalu lintas sejak dini, sebagai langkah awal menuju Indonesia Emas 2045," tutup Djoko. (*)