Jejak Panjang AHRS, Brand Balap Karya Asep Hendro
Sejak berdiri pada 1997, brand yang dirintis oleh Asep Hendro, atau akrab disapa Juragan ini telah melekat erat dengan perkembangan dunia balap Tanah Air.

OTORIDER – Meski saat ini tengah bersengketa atas merek AHRS, sejatinya nama Asep Hendro Racing Sport (AHRS) sudah tidak asing bagi penggemar balap motor di Indonesia.
Sejak berdiri pada 1997, brand yang dirintis oleh Asep Hendro, atau akrab disapa Juragan ini telah melekat erat dengan perkembangan dunia balap Tanah Air.
Berawal dari usaha sederhana, Asep Hendro mengawali perjalanan AHRS dengan berjualan aksesoris motor di sirkuit-sirkuit Jakarta dan Jawa Barat menggunakan motornya. Dari sanalah, brand ini berkembang pesat hingga mampu menembus pasar nasional dan dikenal di level Asia.
Produk AHRS diterima luas oleh pasar berkat kualitas dan inovasi. Mulai dari aksesoris, part racing, hingga apparel seperti racing suit, semuanya menjadi pilihan favorit para pembalap dan pecinta otomotif roda dua.
Popularitas AHRS terus meningkat, menjadikannya salah satu brand aftermarket paling berpengaruh di Indonesia. Bahkan produknya, seperti knalpot racingnya identik dengan generasi 2000-an yang kerap memasang di motor kesayangannya.

Tak sekadar memproduksi part, wearpack AHRS terbilang digemari para pembalap. Bukan hanya balap lokal dan regional, wearpack AHRS sempat dipakai oleh M Fadli di ajang balap Moto2 dunia saat menjadi wildcard tahun 2013 silam.
Di sisi lain, Asep Hendro juga membangun tim balap untuk mendukung atmosfer kompetisi. Sejak awal 2000-an, tim AHRS aktif di berbagai ajang seperti road race, drag bike, hingga motocross.
Tim ini bahkan mampu bersaing di kancah internasional, salah satunya di Asia Road Racing Championship (ARRC).
“Sejarah AHRS sampai bisa menjuarai Asia lima tahun berturut-turut dan meraih berbagai gelar nasional baik di road race, grasstrack, maupun motocross adalah bukti perjuangan panjang kami,” ujar Asep Hendro.
Peran AHRS di dunia balap tidak main-main. Asep Hendro menggelontorkan dana besar hingga belasan miliar rupiah per tahun untuk promosi, kepedulian sosial, sekaligus pengembangan produk.
Dirinya menegaskan bahwa langkah tersebut dilakukan agar AHRS terus melahirkan part berkualitas sekaligus mencetak pembalap berprestasi.
Kini, di tengah popularitasnya, AHRS menghadapi gugatan hukum terkait perebutan merek. Namun, di balik sengketa itu, sejarah panjang AHRS sebagai brand asli Indonesia yang tumbuh dari bawah tetap menjadi bagian penting dalam perjalanan dunia balap nasional. (*)










